kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Malaysia masuk ke Bina Buana Raya


Kamis, 02 Oktober 2014 / 10:50 WIB
Malaysia masuk ke Bina Buana Raya
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan melemah pada perdagangan Senin (17/4).


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Untuk memperkuat lini bisnis penunjang lepas pantai, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) gandeng investor asal Malaysia, Nam Cheong Group yang punya bisnis utama di penyedia jasa lepas pantai atau offshore support vessels. 

Aksi ini terjadi setelah pemegang saham mayoritas Bina Buana Raya, Marco Polo  Marine Limited mencapai kata sepakat dengan Nam Cheong untuk membeli sebagian saham BBRM lewat pembelian saham baru atau right issue. "Kesepakatan tercapai tanggal 26 September 2014 yang lalu," kata Sean Lee Yun Feng, Chief Executive Officer Marco Polo Marine Limited dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Singapura beberapa waktu yang lalu (29/9).

Nantinya, pihak Nam Cheong akan membeli sebanyak 1,6 miliar saham BBRM dengan nilai saham di akhir September 2014 yaitu Rp 230 per saham. Artinya, Nam Cheong harus merogoh kocek sebesar Rp 368 miliar. Nam Cheong pun bakal mengempit 30% saham BBRM.

Peter, Sekretaris Perusahaan Pelayaran Nasional Bina Buana Raya menjelaskan, terkait aksi tersebut, pihaknya tengah mempersiapkan tahapan penerbitan saham baru BBRM. "Kami sedang melakukan persiapan awal terkait pengumuman right issue tersebut," katanya, kemarin.

Langkah yang akan dilakukan adalah seperti menyeleksi lembaga profesi penyelenggara right issue, agenda hajatan tersebut, plus persiapan di tim internal perusahaan.
Sebagai pemegang saham mayoritas, Sean Lee memandang penting kehadiran mitra strategis ini. Ia berharap, kehadiran Nam Cheong bisa berdampak positif terhadap laju bisnis BBRM.

Ia mengklaim, Nam Cheong punya relasi bisnis yang luas untuk urusan bisnis kapal penarik dan kapal tongkang, salah satu lini bisnis dari BBRM. Misalnya, bisa memberi informasi soal kebutuhan kapal tongkang atau kapal penarik.

Selain itu, pengalaman Nam Cheong di bidang jasa lepas pantai bisa menopang laju bisnis BBRM yang ingin lebih mengoptimalkan pendapatan dari bisnis tersebut. Ini penting untuk memompa kinerja perusahaan yang melempem.

Di semester satu 2014, BBRM mencatatkan pendapatan US$ 15,96 juta atau melorot 12,1% dari pendapatan di periode sebelumnya tahun lalu yang sebesar US$ 18,16 juta. Alhasil, laba BBRM pun terpangkas, dari US$ 4,62 juta ke US$ 225.620.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×