kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Marak, BBM subsidi dijual ke industri


Rabu, 18 Mei 2011 / 08:00 WIB
Marak, BBM subsidi dijual ke industri
ILUSTRASI. Pengunjung mengenakan face shield atau alat pelindung wajah saat berbelanja di Plaza Marina Surabaya, Rabu (3/6/2020). Plaza Marina Surabaya menerapkan protokol penerapan normal baru atau new normal secara ketat bagi setiap pengunjung seperti wajib memaka


Reporter: Havid Vebri, Fitri Nur Arifenie, Maria Rosita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tingginya disparitas harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi memicu spekulan. Badan Pelaksana Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mensinyalir, banyak pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sengaja menjual BBM bersubsidi, terutama jenis solar kepada industri.

Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono mengungkapkan, SPBU nakal tersebut kebanyakan berada di dekat kawasan industri. BPH Migas memperkirakan, setiap satu SPBU menjual solar bersubsidi ke industri sebanyak 5 kiloliter (kl) per hari.

Di Jabodetabek 10%

Sejauh ini, jumlah SPBU yang dicurigai berbuat curang tersebut dalam kisaran puluhan unit SPBU. "Khusus Jabodetabek dari total 720 SPBU, yang kami curigai sekitar 10%-nya saja, tapi tetap perlu dibuktikan," jelas Tubagus.

Jika nanti terbukti, Tubagus mengancam akan langsung menutup SPBU tersebut. "Pelakunya juga akan diamankan, ini sedang kami proses," lanjut Tubagus, Senin (16/5).

Selain pengusaha SPBU, perusahaan yang menggunakan BBM selundupan itu juga turut terjerat sanksi, karena telah melanggar Undang-Undang Migas. Menurut Tubagus Haryono, bentuk sanksinya bisa berupa sanksi administratif maupun membayar denda kepada negara.

BPH Migas mengaku kesulitan mengungkap praktik penyelundupan BBM bersubsidi ke kalangan industri. Selain area pengawasannya terlalu luas, jumlah personel BPH Migas pun terbatas. "Bisa saja solar yang diselundupkan ini dijual sekitar 20 kilometer (km) sampai 50 km dari SPBU asal," tandas Tubagus.

Anggota Komite BPH Migas, Adi Subagyo menambahkan, penyalahgunaan BBM bersubsidi itu terjadi hampir di semua kawasan industri di kawasan Jabodetabek, seperti di Tangerang Bekasi, Cilincing dan Cibinong. Kecurigaan muncul karena banyak SPBU di kawasan itu berada di daerah sepi, tetapi volume penjualan BBM terbilang tinggi. Untuk menekan praktik ini, BPH Migas akan mendata volume kebutuhan dan penjualan dan BBM bersubsidi di masing-masing SPBU.

Selain Jabodetabek, dugaan penyelundupan BBM bersubsidi ke kalangan industri juga ditemukan di Medan, Sumatera Utara. Di Kalimantan, wilayah yang rawan penyelundupan adalah Sampit, Banjarmasin dan Samarinda. BBM bersubsidi ini banyak dijual ke perusahaan pertambangan karena minimnya outlet BBM non-subsidi di sana.

Banyak industri pertambangan liar di wilayah ini menggunakan BBM bersubsidi sebagai bahan bakar genset dan mesin pengeruk tanah. "Modusnya malam hari lampu dimatikan, tapi mereka jualan," ujar Adi.

BPH Migas sendiri memilih berhati-hati dalam menindak penyelundupan ini. Sebab, pemilik SPBU nakal tersebut banyak yang memiliki becking atau pelindung di belakang usahanya. "Yang jelas ada kongkalikong dengan aparat kemanan," ucap Adi.

Untuk itu, BPH Migas akan berupaya mengumpulkan bukti-bukti terlebih dulu. Setelah memiliki bukti cukup, barulah BPH Migas berani melakukan penindakan dengan melibatkan pihak kepolisian. Sejauh ini, menurut Adi, yang terbukti dan betul-betul tertangkap tangan baru satu SPBU.

BPH Migas telah meminta Pertamina supaya menskors SPBU tersebut dan tidak memberikan jatah pasokan BBM. "Sebenarnya banyak, tapi belum tertangkap tangan, selalu saja pas ditangkap dan dilakukan operasi yang lain tiarap," papar Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×