kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maret, ICP turun menjadi US$ 53,66 per barel


Senin, 06 April 2015 / 18:55 WIB
Maret, ICP turun menjadi US$ 53,66 per barel
ILUSTRASI. Salah satu cara keluar dari pinjol bukan dengan meminjam dari pinjol lain


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama Maret 2015 mencapai US$ 53,66 per barel. Harga Indonesia Crude Price (ICP) ini, menurut Tim Harga Minyak Indonesia, turun US$ 0,66 per barel dari bulan Februari yang di level US$ 54,32 per barel. 

Dalam pengumuman resmi Sabtu (4/4), Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM Susyanto mengatakan, harga minyak dalam negeri sejalan dengan perkembangan harga di pasar internasional. 

Harga minyak mentah di bulan Maret masih cenderung melemah. Pasar khawatir, minyak masih mengalami kondisi berlimpah atau oversupply. 

Beberapa penyebab eksternal yang menekan harga minyak antara lain pernyataan Menteri Perminyakan Arab Saudi dan OPEC yang tidak akan memangkas produksi meski ada kenaikan pasokan dari luar OPEC. Menteri Perminyakan Kuwait mengatakan, OPEC tidak memiliki pilihan selain mempertahankan produksi untuk menjaga pangsa pasar. 

OPEC pada Maret lalu memproyeksikan, pasokan minyak mentah non-OPEC di tahun ini mencapai 57,16 juta barel per hari. Proyeksi ini lebih tinggi ketimbang ramalan yang dibuat pada bulan sebelumnya, yaitu US$ 57,09 juta per barel. 

Kenaikan pasokan minyak non-OPEC masih terlihat. International Energy Agency mengumumkan, pasokan minyak metah non-OPEC pada Februari 2015 sebesar 57,31 barel per hari. Angka ini naik 0,27 juta barel akibat peningkatan pasokan dari wilayah lautan selatan. 

Stok minyak mentah komersial dan distillate fuel oil AS selama bulan Maret 2015 mengalami peningkatan dibandingkan Februari. Rinciannya, stok minyak mentah komersial naik 22,3 juta barel menjadi 466,7 juta barel. Stok distillate fuel oil naik 2,8 juta barel menjadi sebesar 125,8 juta barel.

Faktor lainnya, potensi tercapai kesepakatan dalam negosiasi program nuklir Iran dengan negara barat. Andai ini terjadi, Iran akan segera membanjiri pasar dengan tambahan 1 juta barel minyak mentah. 

"Terakhir, menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya," kata Susyanto. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh melemahnya perekonomian China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×