Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) penguatan dollar AS terhadap rupiah akhir-akhir ini tampaknya bakal mempengaruhi kenaikan kinerja perseroan. Pasalnya mayoritas produk MARK menyasar pasar ekspor.
Ridwan, Presiden Direktur PT MARK tak menampik bahwa perseroan berpotensi mendapatkan keuntungan dari penguatan kurs mata uang negeri Paman Sam tersebut. "Tentunya ada keuntungan dimana laba selisih kurs bakal lebih tinggi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/9).
Menilik laporan keuangan perseroan di semester I 2018, penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 151 miliar atau 97% dari total pendapatan pada saat itu Rp 155 miliar. Pertumbuhan penjualan ekspor melonjak 54% year on year (yoy), di mana pada semester I tahun lalu hanya Rp 98 miliar.
Adapun sampai semester II ini, Ridwan masih optimis lantaran demand cetakan sarung tangan masih lebih tinggi dibandingkan supply nya. Untuk itu perseroan tengah ancang-ancang menambah kapasitas di kuartal I 2019 nanti.
"Dengan kapasitas sekarang, kami sudah amankan permintaan kita sampai akhir tahun 2018," kata Ridwan. Saat ini pabrik MARK yang berada di Sumatera Utara memiliki kapasitas produksi mencapai 540.000 potong per bulan.
Menurut Ridwan, sampai Agustus tahun ini produksi sudah mencapai 4,3 juta potong dengan target tahun ini 6,4 juta potong cetakan sarung tangan. "Adapun peluang bisnis masih sangat bagus, dengan pertumbuhan sekitar 13%-15% per tahun dilihat dari trend selama 10 tahun terakhir," bebernya.
Adapun MARK berhasil memetik laba bersih senilai Rp 36,5 miliar di semester I 2018, naik 2 kali lipat atau 132% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 15,7 miliar. "Untuk itu perusahaan terus menjaga kinerja yang positif seiring permintaan pasar yang tinggi," tukas Ridwan.
Lebih lanjut ia mengatakan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan kesehatan menjadi pendorong laju permintaan sarung tangan, yang mana mengakibatkan demand cetakan sarung tangan bertambah.
Perseroan sangat optimis akan mencapai penjualan sesuai target awal, yakni senilai Rp 310 miliar di 2018 atau 29% tumbuh year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu, Rp 239 miliar. Apalagi kata Ridwan, untuk saat ini perseroan telah mengantongi permintaan cetakan sarung tangan sampai dengan awal tahun 2019.
Asal tahu saja, penjualan di semester I 2018 tercatat MARK sebagian besar menyuplai bahan baku untuk pabrik sarung tangan asal Malaysia di bawah bendera Hartalega NGC Sdn Bhd. Porsi penjualan kepada perusahaan tersebut 41% dari total pendapatan atau senilai Rp 64 miliar.
Kedepannya, kata Ridwan, perseroan akan bakal berfokus dengan pengembangan internal dengan melakukan research di lini produksi. Hal tersebut dilakukan guna menghasilkan penurunan cost dan upgrade ke otomatisasi permesinan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News