Reporter: Lili Sunardi | Editor: Asnil Amri
BEKASI. Tingginya omzet industri kosmetik dan produk herbal di Indonesia mendorong PT Martina Berto Tbk (MBTO) untuk mengembangkan bisnis jamu dan kosmetik herbalnya. Perseroan menambah satu buah pabrik lagi di Cikarang.
Bryan David Emil, Direktur Utama MBTO mengatakan, pabrik yang didirikan dengan ijin pabrik jamu tradisional tersebut menelan investasi sebesar Rp 44 miliar. “Dana pembangunan pabrik jamu MBTO berasal dari dana IPO sebesar Rp 250 miliar di 2011," tuturnya seusai peletakan batu pertama di Cikarang, Senin (23/4).
Pabrik itu sendiri merupakan pabrik ketiga Martina Berto. Berlokasi di Kebun Djamu Organik milik Martha Tilaar Group, pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektare (ha).
Martina Berto menargetkan pabrik itu akan mulai beroperasi pada kuartal II 2013. Menurut Bryan, pabrik baru akan memproduksi 269 ton per tahun. "Sehingga secara total kapasitas produksi kita menjadi 6.354 ton per tahun,” paparnya.
Dengan demikian, setelah pabrik baru beroperasi, MBTO pun berharap dapat mencapai target pertumbuhan penjualan sebesar 16% hingga 18% per tahun. Di tahun ini, perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp 750 miliar atau tumbuh sekitar 15% dari penjualannya di 2011 yang sebesar Rp 680 miliar.
Sementara pada kuartal I 2012 lalu, MBTO telah membukukan penjualan sebesar Rp 144,7 miliar. Dengan kata lain, tumbuh sekitar 10% dibanding penjualannya di periode Januari-Maret 2011 yang senilai Rp 131 miliar. Adapun laba bersih di kuartal I 2012 mencapai Rp 10,3 miliar atau tumbuh 6% dibanding pencapaian di waktu yang sama setahun lalu.
Mencapai Rp 7 triliun
Untuk tahun ini, MBTO telah mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 36 miliar. Perusahaan akan membelanjakan sebagian dana itu untuk membeli mesin. “Rp 7,8 miliar dari total belanja modal digunakan membeli mesin produksi,” kata Investor Relation MBTO, Samuel Pranata.
Selain itu, MBTO juga akan memakai belanja modal tersebut untuk membuka gerai baru. Rencananya, perusahaan akan membuka dua gerai Martha Tilaar Shop di Malaysia dan Brunei, setelah Maret 2012 lalu meresmikan gerai keduanya di Singapura. Samuel mengungkapkan, pembangunan setiap gerai Martha Tilaar Shop di luar negeri menelan investasi sekitar US$ 10.000.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, total omzet produk kosmetik di Indonesia pada 2011 mencapai Rp 7 triliun. Namun, omzet produk herbal justru lebih besar, yakni hingga Rp 11 triliun. Dari nilai tersebut, MBTO telah menguasai 18% pangsa pasar kosmetik dan 25% total pangsa pasar untuk produk herbal.
Meski tampak menjanjikan, pelaku bisnis di industri ini juga perlu berjaga-jaga. “Produsen produk herbal dan kosmetik harus mewaspadai Malaysia dan China yang mulai mengincar pasar produk herbal yang besar di Indonesia," tutur Hidayat.
Hidayat menambahkan, saat ini juga telah banyak produk herbal dari China yang masuk secara ilegal ke Indonesia. Di luar itu, ia meminta MBTO mengoptimalkan pelestarian tanaman jamu Indonesia yang mencapai 30.000 jenis tanaman. Pasalnya, hingga kini, Martha Tilaar melalui Kebun Djamu Organiknya baru menanam sekitar 7.000 jenis tanaman jamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News