kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.802   8,00   0,05%
  • IDX 8.585   -61,06   -0,71%
  • KOMPAS100 1.186   -11,81   -0,99%
  • LQ45 849   -10,77   -1,25%
  • ISSI 307   -1,83   -0,59%
  • IDX30 437   -3,43   -0,78%
  • IDXHIDIV20 510   -2,95   -0,57%
  • IDX80 133   -1,59   -1,18%
  • IDXV30 138   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 140   -0,82   -0,59%

Masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), Pertamina belum akan bangun Kilang Bontang


Kamis, 21 Januari 2021 / 17:55 WIB
Masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), Pertamina belum akan bangun Kilang Bontang
ILUSTRASI. Kilang minyak Pertamina


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - -JAKARTA. PT Pertamina memastikan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) alias kilang baru hanya akan dilakukan di Tuban. Sejatinya proyek GRR direncanakan dilakukan pada dua lokasi yakni GRR Tuban dan GRR Bontang.

VP Strategic Planning Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Prayitno mengungkapkan, pasca kerjasama dengan perusahaan migas asal Oman berakhir, maka proyek diputuskan tidak dilanjutkan.

"Yang saya pahami rencana kerjasama yang dulu sudah diputuskan untuk tidak berlanjut, Kilang baru di Tuban," kata Prayitno dalam diskusi virtual, Kamis (21/1).

Sekedar informasi, pemerintah telah memasukan proyek Kilang Bontang dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Kendati demikian, proyek ini berpotensi tidak berlanjut pasca Pertamina berfokus pada 6 proyek kilang lainnya.

Baca Juga: Begini nasib proyek Kilang Bontang milik Pertamina

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menuturkan sejak berakhirnya kerjasama Pertamina dengan mitra, saat ini status Kilang Bontang masih dalam kajian. "Memang ada kerjasama yang berakhir,  dan ada masalah lokasi lahan yang dimiliki Pertamina tidak mencukupi. Masih dalam kajian khusus," ujar Soerjaningsih dalam konferensi pers virtual, Senin (18/1).

Kendati belum ada kejelasan terkait status Kilang Bontang, Soerjaningsih memastikan, upaya pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri akan terus diupayakan. Soerjaningsih mengungkapkan, seiring proyek kilang yang masih berjalan diharapkan angka impor dapat ditekan.

"Kalau lihat solar sudah hampir mencukupi seluruh kebutuhan nasional, bahkan avtur 2020 melebihi kebutuhan dan bisa ekspor," kata Soerjaningsih.

Pertamina berencana bekerjasama dengan perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil and Gas (OOG) untuk pembangunan kilang berkapasitas 300.000 barel per hari (bph).

Sayangnya, hingga penghujung tahun 2019 kedua belah pihak tak mencapai kata sepakat. Kerjasama pun urung terjadi.

Selanjutnya: Pertamina luncurkan kapal VLCC baru berkapasitas 2 juta barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×