Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Industri properti terus berkembang dengan berbagai trend baru bentuk properti. Salah satunya adalah dalam bentuk kondominium, yang sekarang lagi tren dibangun oleh para pengembang di Indonesia.
Namun, bukan berarti apartemen dengan sistem strata title alias sistem jual itu bisa sembarangan dibangun. Menurut konsultan properti Colliers International, ada tiga hal yang perlu diperhatikan pengembang untuk membangun apartemen jenis ini.
"Pertama, dibangun di area bisnis atau komersial," kata Ferry Salanto, Associate Director Colliers International kepada KONTAN di Jakarta, Kamis (14/2). Kawasan-kawasan pusat tersebut menjadi lokasi yang potensial untuk dibangun kondominium.
Pertama adalah, cari lokasi di pusat bisnis perkotaan, seperti Kelapa Gading, TB Simatupang, dan Sudirman Central Business District (SCBD).
Kedua adalah, mencari lokasi kondominium di dekat kampus. Perlu diketahui, kampus mampu menjadi daya tarik pengembang membangun kondominium.
Tentunya, kampus-kampus menengah atas yang mempunyai mahasiswa berada menjadi target incaran para pengembang.
Ketiga, mencari lokasi yang mempunyai akses transportasi bagus. Lokasi ini seperti Bumi Serpong Damai (BSD) yang berpotensi tinggi dibangun kondominium, sebab daerah ini mempunyai akses kereta yang baik. "Kondominium itu sesuatu yang mahal, harusnya dibangun di kota besar," tandas Ferry.
Setidaknya, alasan inilah yang melatarbelakangi PT Ciputra Property Tbk (CTRP) memngembangkan kondominium di luar kota-kota besar.
Setidaknya, Ciputra saat ini fokus membangun proyek kondominium di Jakarta, Surabaya, dan Makassar. "Kondominium itu market khusus, harus di kota-kota besar metropolitan," terang Artadinata Djangkar, Direktur PT Ciputra Property Tbk kepada KONTAN.
Maka itu, Ciputra belum tertarik untuk masuk ke wilayah Yogyakarta, ataupun daerah lainnya yang secara potensi masih dianggap minim pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News