Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bajaj berbasis aplikasi atau BajaiApp resmi diluncurkan pada Rabu (7/10). Berapa tarif yang dipatok bagi pengguna jasa transportasi berbasis teknologi tersebut?
Petrus Tukimin dari Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI mengatakan, perhitungan tarif BajaiApp mirip dengan taksi. Untuk 2,5 kilometer pertama, tarif sebesar Rp 16.000 sampai Rp 20.000.
"Setelah lebih dari 2,5 kilometer akan lebih murah. Kalau taksi setelah itu Rp 4.000 per kilometernya, nanti dia (BajaiApp) nambah Rp 2.000 per kilometernya," kata Petrus di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (7/10).
Petrus melanjutkan, karena bajaj sudah tidak dapat lagi melalui jalur protokol, ongkos BajaiApp bisa saja lebih mahal karena rute bisa lebih panjang. Meski demikian, hal yang terkait dengan tarif memang masih akan digodok lagi.
Ketua DPD Organda DKI Safruhan Sinungan mengatakan, tarif masih dalam tahap uji coba. Tarif yang ada saat ini masih bersifat trial. Organda masih akan membicarakan hal ini bersama dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI.
"Ini harus dibahas bersama-sama Dinas Perhubungan karena nanti itu ada SK Gubernur, dan ini yang sedang kami kaji. Jangan sampai nanti memberatkan masyarakat," ujar Safruhan.
Pada layanan aplikasi BajaiApp, pengguna sudah bisa melihat nilai tarif dasar dari tempat berangkat ke tempat tujuan. Hanya, tarif ini masih akan dikaji karena pihaknya ingin agar harga tersebut tidak sama dengan taksi.
"Memang ada, tetapi itu sedang di-trial. Tidak mungkin kan tarif bajaj lebih mahal dari taksi. Misalnya Anda naik taksi 6 kilometer Rp 30.000, dan di bajaj sama, itu kan memberatkan. Itu yang sedang disesuaikan," ujar Safruhan.
Dengan kondisi saat ini, Safruhan mengatakan, pengguna layanan BajaiApp masih dapat bernegosiasi dengan dengan pengemudi. Artinya sebelum ada ketetapan resmi, tarif masih bisa tawar-menawar dengan pengemudi BajaiApp.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Andri Yansyah juga mengatakan, tarif yang muncul pada aplikasi saat ini adalah tarif uji coba.
"Ini masih tahap uji coba karena penentuan tarif berdasarkan peraturan Pemprov. Jadi jangan sampai kita pasang patok tinggi, konsumen enggak ada yang mau," ujarnya. (Robertus Belarminus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
