kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayora Indah (MYOR) kian rajin menggali peluang penjualan di pasar ekspor


Jumat, 25 September 2020 / 17:08 WIB
Mayora Indah (MYOR) kian rajin menggali peluang penjualan di pasar ekspor


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) melihat potensi yang besar untuk bisnis makanan dan minuman di luar negeri. Oleh karena itu perseroan terus menggenjot penjualan ekspornya setiap tahun.

Apalagi beberapa produk dan brand makanan dan minuman Mayora di luar negeri berhasil menjadi pemimpin pangsa pasar di kategori masing-masing. Menurut Ricky Afrianto, Head of Global Marketing MYOR produk permen Kopiko misalnya mampu menduduki peringkat pertama di negara Filipina dan Vietnam.

Begitu pula dengan produk snack merek Beng-Beng dan minuman sachet Energen yang menjadi market leader di kategorinya di negara Thailand dan Filipina. "Potensi pasar di ekspor memang sangat besar, apalagi produk kami punya konsep yang kuat dan menawarkan hal yang berbeda. Dan yang paling penting rasanya enak," ujar Ricky kepada dalam webinar Markplus, Jumat (25/9).

Sayangnya manajemen enggan membeberkan produk jenis apa yang berkontribusi paling besar bagi penjualan ekspor perseroan. Yang jelas kata Ricky perseroan tetap mendorong semua produk sesuai keinginan pasar di masing-masing negara, dimana negara tujuan ekspor Mayora sangat beragam mulai dari kawasan ASEAN hingga Timur Tengah dan Rusia.

Kunci untuk sukses di pasar ekspor, kata Ricky pula, Mayora tidak berusaha bersaing dengan produk eksisting di negara tersebut tapi menampilkan produk baru dan punya kekuatan brand yang baik. Sampai dengan semester pertama tahun 2020 ini capaian penjualan ekspor tercatat Rp 4,20 triliun.

Baca Juga: Giat penetrasi pasar, Mayora Indah (MYOR) terus menambah produk baru

Jumlah tersebut sebenarnya cenderung turun 18,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,13 triliun. "Penurunan terjadi karena ada problem pengiriman barang di kuartal pertama, sebab saat itu banyak negara memberlakukan lockdown masing-masing dengan jadwal yang berbeda-beda," kata Ricky.

Namun saat ini manajeme optimistis penjualan ekspor berangsur mulai bertumbuh. Dari segi kontribusi terhadap revenue, penjualan ekspor di paruh pertama tahun ini menyumbang 38% dari total pendapatan bersih saat itu yang senilai Rp 11,08 triliun.

Menurut manajemen tren porsi penjualan ekspor setiap tahun mulai meningkat hingga mampu mengimbangi penjualan domestik menjadi 50%. Berkat ekspor yang masih besar, tampaknya Mayora berhasil memperoleh laba selisih kurs di semester pertama tahun ini yang tercatat Rp 126,22 miliar, dimana pada periode sama tahun lalu merugi Rp 103,86 miliar.

Hal tersebut membuat bottomline perseroan terkerek naik, dimana dari sisi pendapatan bersih di paruh pertama tahun ini turun 8,05% secara tahunan (year on year). Berkat laba selisih kurs tersebut perolehan laba bersih MYOR di semester pertama tahun ini tercatat Rp 938,47 miliar atau naik 16,2% dibandingkan semester pertama tahun lalu Rp 807,48 miliar.

Selanjutnya: Mayora Indah (MYOR) yakin penjualan produk konsumer bakal terus tumbuh di kuartal III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×