Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Pelaksana Konstruksi PT MCC20 Indonesia optimistis dapat menjaga kualitas konstruksinya di tengah keterbatasan. Pasalnya pengerjaan proyek Nikel Kobalt Huayue di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dilakukan di tengah keterbatasan karena pandemi.
PT Huayou Nickel Cobalt pun siap berproduksi 60.000 ton nikel. Huayou Nickel Cobalt adalah proyek peleburan nikel baterai ketiga dari produsen kobalt di Indonesia yang menjadi pusat untuk bahan kimia baterai.
Manajer Engineering MCC20 Indonesia, Pei Ruiguo, mengatakan, hal itu dapat tercapai karena semua staf departemen material dan peralatan Proyek Huayue berpartisipasi mendukung proyek Huayue.
Baca Juga: Program Hilirisasi Mineral Cukup Berhasil, Tapi Serapan di Dalam Negeri Masih Lesu
Misalnya dukungan dari Departemen Materail dan Peralatan untuk menjaga kelancaran pembelian material dari Jakarta dan Pulau Morowali senilai Rp 30,8 miliar.
Kemudian melakukan perekrutan tenaga kerja dan memberikan pelatihan terhadap 200 pekerja.
"Kami menuntut kemajuan proyek secara simultan dan sebagian besar mendorong perkembangan ekonomi lokal dan lapangan kerja," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (16/12).
Ruiguo optimistis keberadaan proyek ini berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja lokal di Indonesia.
Baca Juga: Hilirisasi Mineral Cukup Berhasil Tapi Serapan di Dalam Negeri Masih Minim
Ruiguo menambahkan bahwa kerjasama dengan berbagai departemen telah membuat mereka berhasil mengatasi kesulitan akibat pandemi dan menyumbangkan sebagian dari kekuatan MCC20 untuk kelancaran pelaksanaan proyek Huayue .
Di bawah kerjasama berbagai Departemen Proyek dan Departemen Proyek Huayue, dalam mengatasi semua kesulitan yang ditimbulkan masa lingkungan Epidemi, PT MCC menyumbang kekuatan untuk kelancaran Comissioning Proyek Huayue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News