kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Mebel rotan tak lagi murahan


Minggu, 15 Maret 2015 / 07:13 WIB
Mebel rotan tak lagi murahan
ILUSTRASI. Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (2/10) di Pegadaian Stagnan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Citra rotan yang sempat buruk beberapa waktu lalu kini mulai membaik. Harga bahan baku rotan pun mulai mengalami kenaikan sebesar 100% dalam lima tahun terakhir.

Pendiri Asosiasi Meubel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra, menuturkan rotan sempat dianggap barang murahan karena para produsen berlomba-lomba dalam memproduksi mebel berbahan dasar material tersebut. Penjualannya yang terlalu masif membuat citra rotan memudar.

“Kita harus mengembalikan citra rotan seperti zaman dahulu. Dulu rotan terlalu diobral hingga bebas dikirim, dijual, atau diekspor. Alhasil rotan dianggap barang murah, produk sampah, tidak eksklusif oleh pembeli asing,” ujar Hatta ketika diwawancarai Kompas.com, saat pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (14/3).

Selain itu, kuantitas rotan yang besar dan mudah dijangkau juga membuat pembeli asing dan investor tak tertarik dengan mebel yang berbahan dasar material tersebut. Para pembeli asing dan investor lebih memilih produk berbahan dasar kayu yang dianggap eksklusif seperti jati.

“Dulu rotan itu relatif lebih mudah diambil karena lokasinya yang dekat. Sekarang mulai menjauh karena lahan tanam rotan habis oleh tambang batubara, perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, dan lainnya sehingga penanamannya saat ini sangat sedikit. Tapi justru itu yang membuat rotan menjadi barang eksklusif, mahal, dan bergengsi. Lebih baik seperti ini,” lanjut Hatta.

Kini, rotan mulai kembali dianggap sebagai barang eksklusif, mahal, eksotik, dan bergengsi. Hal ini disebabkan berbagai inovasi yang diciptakan untuk mebel berbahan dasar rotan serta gencarnya kampanye mengenai material tersebut.

“AMKRI bekerja sama dengan pemerintah sudah berusaha mengembalikan citra rotan dengan melakukan kampanye skala nasional, seperti pameran mebel berbahan dasar rotan. Selain itu sudah banyak produk-produk berbahan dasar rotan yang inovatif. Kini citra rotan sudah mulai membaik, lebih positif,” tandas Hatta.

Menurut Hatta, harga bahan baku rotan di pasaran telah meningkat. Peningkatannya telah mencapai 100% pada tahun 2015 ini.

“Kenaikannya hampir 100%. Dulu bahan baku rotan hanya Rp 13.000 per kilogram. Sekarang sudah menjadi Rp 20.000-Rp 26.000 per kilogram,” ungkap Hatta. (Dimas Jarot Bayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×