kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medco berminat membeli Geothermal Chevron


Rabu, 02 Maret 2016 / 06:05 WIB
Medco berminat membeli Geothermal Chevron


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah memangkas jumlah karyawan, kini Chevron Corp sedang mempertimbangkan menjual aset -aset proyek pembangkit panas bumi di Asia, termasuk di Indonesia dan Filipina.

Padahal, bisnis panas bumi merupakan bisnis energi baru dan terbarukan yang saat ini sedang gencar disokong pemerintah. Dengan menjual aset geothermal di dua negera tersebut, seperti dikutip oleh sumber kantor berita Bloomberg (1/3), Chevron bisa mengembalikan keuntungan mereka sebanyak US$ 3 miliar.

Sayang, hingga tulisan ini turun, Corporate Communication Manager Chevron Pacific Indonesia Dony Indrawan belum merespon konfirmasi KONTAN.

Pengakuan Ketua Asosiasi Panasbumi (Geothermal) Indonesia Abadi Poernomo, ia sudah mendengar kabar penjualan aset Chevron ini. Kata dia, penjualan ini wajar lantaran perusahaan migas bisnisnya sedang lesu akibat turunnya harga minyak mentah.

"Yang saya dengar, Chevron akan melepas beberapa wilayah geothermal," katanya kepada KONTAN, Selasa (1/3).

Abadi menduga, saat ini Chevron tengah memiliki masalah portofolio bisnis mereka di Indonesia akibat harga minyak yang rendah. "Mereka harus mengatur, apakah geothermal profitable atau tidak," kata dia.

Padahal, Chevron adalah perusahaan penghasil panas bumi terbesar di dunia. Ia menyebutkan, wilayah geothermal Chevron mencakup Indonesia, Amerika Serikat, dan Filipina.

Di Indonesia, Chevron memiliki wilayah produksi geothermal dengan kapasitas 377 megawatt di Salak, dan 260 megawatt di Darajat. Di Indonesia Chevron juga memiliki dua anak usaha yang membidangi bisnis geothermal, yakni Chevron Geothermal Indonesia Ltd uamh menangani proyek geothermal Darajat dan Chevron Geothermal Salak, Ltd menangani geothermal di Gunung Salak.

Selain di Indonesia, Chevron juga diketahui memiliki sebanyak 40% saham di Philippine Geothermal Production Co. Medco minat beli Kabar Chevron mempertimbangkan penjualan aset panas bumi di Asia juga sudah didengar Medco Power Indonesia.

Presiden Direktur Medco Power Indonesia Fazil Erwin Alfitri menyatakan Medco berminat membeli aset-aset Chevron jika memiliki kesempatan. Pasalnya, "Aset-aset geothermal milik Chevron merupakan aset-aset yang sudah provent," kata Fazil kepada KONTAN, Selasa (1/3).

Alhasil, aset-aset tersebut bisa langsung menghasilkan. Fazil memperkirakan, pertimbangan Chevro menjual aset geothermal mbukan karena prospek bisnis geothermal ke depan yang jelek.

Namun, ini lantaran efek samping akibat harga minyak dan gas dunia yang tengah merosot. "Situasi global minyak dan gas bumi yang mempengaruhi keuangan mereka," ujarnya.

Menurut hitungan Fazil, prospek bisnis geothermal masih bagus untuk. Pasalnya, biaya produksi geothermal jauh lebih murah ketimbang bahan bakar fosil. Selain itu, geothermal juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan.

Ke depan, energi terbaru akan menjadi bisnis masa depan. Ia menghitung, tingkat keuntungan bisnis geothermal sangat menjanjikan ke depan. Hanya risiko upstream dari bisnis geothermal itu hampir mirip dengan bisnis minyak dan gas bumi. Namun

"Kami percaya sebagai renewable energy, kapasitas geothermal jauh yang lebih besar," ujarnya. Ini pula yang membuat Medco Power percaya bahwa investasi di bidang energi terbarukan harus sustainable.

Apalagi, potensi panas bumi di Indonesia mencapai 28 Giga Watt (GW). Namun memang hingga saat ini kapasitas terpasang panas bumi yang baru terpakai sekitar 1.343 megawatt (MW) atau masih jauh dari harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×