Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belakangan ini telah memberikan dampak terhadap industri farmasi di Indonesia. Salah satunya bagi Kalbe Farma (KLBF).
Menurut Hari Nugroho, Corporate External Communication Kalbe Farma, kondisi ini mempengaruhi berbagai aspek operasional perusahaan.
"Saat ini, sebagian besar bahan baku yang digunakan masih harus diimpor karena keterbatasan suplai bahan baku dalam negeri," ungkap Nugroho kepada Kontan, Selasa (9/7).
Meskipun begitu, Kalbe Farma terus berupaya untuk berinovasi dengan mencari alternatif bahan baku lokal guna mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Baca Juga: Sido Muncul Akui Pelemahan Rupiah Tak Berdampak Signifikan Pada Bisnis Perseroan
Nugroho menambahkan bahwa perusahaan juga sedang mengkaji opsi pembayaran dalam mata uang lokal negara-negara mitra dagang seperti Renminbi atau Yuan China. Hal ini diharapkan dapat mengurangi eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar.
Selain strategi substitusi bahan baku dan penggunaan mata uang lokal untuk pembayaran, Kalbe Farma juga aktif dalam pembentukan cadangan dana dalam denominasi mata uang asing.
"Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko dari potensi fluktuasi nilai tukar yang dapat mempengaruhi biaya operasional secara keseluruhan," sambungnya.
Dalam jangka panjang, kata dia, Kalbe Farma terus membangun kapabilitas untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam produksinya.
"Hal ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku dan memperkuat ketahanan dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar yang mungkin terjadi di masa mendatang," pungkasnya.
Baca Juga: Shell Indonesia Masih Tahan Harga Jual Pelumas di Tengah Melemahnya Rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News