Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) terus mendorong peningkatan investasi di sektor industri petrokimia. Selain menumbuhkan sektor hulu, tujuannya juga guna mendongkrak kapasitas produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan di pasar domestik dan ekspor sekaligus sebagai substitusi impor.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan industri petrokimia merupakan sektor hulu yang berperan penting dalam menunjang kebutuhan produksi di sejumlah manufaktur hilir.
“Produk yang dihasilkan oleh industri petrokimia, antara lain digunakan sebagai bahan baku di industri plastik, tekstil, cat, kosmetik dan farmasi,” kata Airlangga Mei (15/5).
Airlangga menyebutkan, salah satu industri petrokimia skala besar siap berinvestasi di Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. “Kami mendapat konfirmasi dari beberapa industri, termasuk kawasan industri di Jawa Timur, akan ada investor besar masuk di sektor industri petrokimia,” ungkapnya.
Industri petrokimia tersebut saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan. Rencana beroperasinya pada tahun 2022. “Kalau sudah pembebasan lahan, artinya kan sudah serius. Biasanya konstruksi untuk pembangunan paling lama 2-3 tahun,” imbuhnya.
Kemperin mencatat, industri petrokimia turut memberikan kontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Pada tahun 2018, investasi di sektor industri kimia dan farmasi mencapai Rp 39,31 triliun. Selain itu, kelompok industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia menorehkan nilai ekspor sebesar US$ 13,93 miliar.
Menperin optimistis investasi dan ekspansi di sektor industri manufaktur akan semakin menggeliat seusai perhelatan pemilihan umum dan pemilihan presiden, beberapa waktu lalu. Ini sekaligus membuktikan bahwa iklim ekonomi, politik dan keamanan di Indonesia masih kondusif, yang akan meningkatkan rasa kepercayaan para investor dalam berusaha.
Menurut Menperin, pihaknya bertekad semakin menguatkan sektor induk (mother of industry) agar rantai pasok dan struktur manufaktur di dalam negeri lebih dalam sehingga bisa berdaya saing di kancah global.
“Keberlanjutan dalam pembangunan industri petrokimia sangat penting bagi aktivitas ekonomi atau membawa multiplier effect. Apalagi, industri kimia masuk sektor pionir dalam Making Indonesia 4.0,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News