Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melanjutkan pembangunan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga. Menteri ESDM Ignasius Jonan, pun baru saja meresmikan 10.101 Sambungan Rumah (SR) jargas di wilayah Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto pada Jumat (9/2).
Acara peresmian jargas di Mojokerto ini dihadiri pula oleh Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda Hasjim, Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani, Walikota Mojokerto Masud Yunus dan Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Pungkasiadi.
Pembangunan infrastruktur jargas di Kota Mojokerto ini memang ditugaskan kepada Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero). Pembangunan jargas di Kota Mojokerto 5.000 SR meliputi Kecamatan Kauman (502 SR), Mentikan (607), Prajurit Kulon (1.265), Surodinawan (1.522) dan Miji (1.104). Pasokan gas berasal dari Husky CNOOC Madura Limited dengan alokasi sebesar 0,25 MMSCFD.
Sementara, PT Pertamina (Persero) mendapatkan mandat untuk membangun jargas di Kabupaten Mojokerto yaitu sebanyak 5.101 SR dibangun di Desa Ngoro (1.589), Desa Sedati (1.091), Desa Kembangsari (904), Jasem (1.517). Pasokan gas berasal dari Kangean Energi Indonesia dengan alokasi sebesar 0,25 MMSCFD.
Jargas Kabupaten Mojokerto telah mengaliri gas sejak 24 Januari 2018. Seluruh dana untuk pembangunan jargas di Kota dan Kabupaten Mojokerto didapat dari pendanaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) Tahun 2017.
"Jargas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas yang signifikan yang dioperasikan CNOOC Madura Limited dan Kangean Energy Indonesia. Total pembiayaannya untuk jargas di kota dan kabupaten (Mojokerto) mencapai sekitar Rp 86 miliar," ujar Jonan dalam siaran pers pada Jumat (9/2).
Lebih lanjut Jonan mengungkapkan pembangunan jargas ini adalah program yang dilaksanakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk pemerataan, memprioritaskan sumber daya yang ada untuk kemakmuran rakyat sesuai semangat ketahanan energi.
"Pemerintah itu berusaha supaya semua sumber daya alam yang dimiliki bangsa dan negara ini, bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Salah satu programnya adalah jargas di wilayah atau di pemukiman atau di daerah dimana sambungan gas atau sumber gasnya tersedia," tutur Jonan.
Jonan juga menyebut dengan jargas maka akan mengurangi ketergantungan terhadap Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang sebagian masih impor. "Setahun kebutuhan kita 6,5 juta ton, 4,5 juta diantaranya masih impor. Meski produksi gas bumi kita 1,2 juta setara barel oil per hari, jenis yang dihasilkan bukan C3 dan C4 yang bisa dibuat LPG," terangnya.
Terakhir, Jonan berpesan agar masyarakat turut membantu PGN dan Pertamina menjaga jaringan dan peralatan sehingga gas bertekanan 0,02 bar yang sampai ke rumah-rumah dapat konsisten dan terjaga mengaliri warga. Pembangunan Jargas oleh Kementerian ESDM telah dilakukan sejak tahun 2009 menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hingga tahun 2017, jumlah SR yang terbangun mencapai 235.925 SR di5 Provinsi yang tersebar di 31 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Untuk tahun 2018, Pemerintah menugaskan Pertamina dan PGN untuk membangun dan mengembangkan jargas di 16 wilayah. Penugasan ini tertuang dalam Kepmen ESDM Nomor 267 K/10/MEM/2018 dan Kepmen ESDM Nomor 268 K/10/MEM/2018, tanggal 25 Januari 2018. Ke 16 wilayah tersebut adalah Medan (5.000 SR), Prabumulih (6.000 SR), Musi Rawas (5.167 SR), Serang (5.043 SR), Sidoarjo (7.093 SR), Pasuruan (6.314 SR), Probolinggo (5.025 SR), Bontang (5.000 SR), Balikpapan (5.000 SR), Penajam Paser Utara (4.002 SR), Tarakan (4.695 SR), Bogor (5.210 SR), Deli Serdang (5.000 SR), Lhokseumawe (2.000 SR), Cirebon (3.503 SR) dan Palembang (4.315 SR).
Adapun di tahun 2017, selain Kabupaten Mojokerto, Pertamina mendapat penugasan jargas di Kabupaten Muara Enim, Kota Bontang, Kabupaten Penungkal Abab Lematang Ilir, Kota Samarinda, dan Kota Pekanbaru. Sementara PGN mendapat penugasan di Kota Mojokerto, Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung dan Rusun Kemayoran.
Jargas dibangun oleh Pemerintah di daerah yang memiliki sumber gas, infrastruktur pasok gas bumi, dan terdapat ketersediaan pengguna. Jargas juga mampu menekan subsidi dan impor BBM.
Secara nasional, dengan menggunakan gas bumi, pengurangan impor LPG mencapai 25.500 ton per tahun. Penghematan subsidi Pemerintah Rp 178 miliar per tahun.
Kementerian ESDM mengklaim harga gas bumi lebih murah dari LPG. Setiap bulannya, penghematannya bisa mencapai sekitar Rp 50.000 per keluarga.
Manfaat lainnya, gas bumi adalah bahan bakar yang ramah lingkungan dan tersedia setiap saat. Masyarakat tidak perlu keluar rumah mencari LPG atau minyak tanah dan kayu bakar, jika sewaktu-waktu kehabisan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News