Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
RIAU. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan dalam pemantauan ke PLTU Tenayan 2x110 MW di Pekanbaru, Riau mengharapkan ada penghematan penggunaan bahan bakar batubara dalam pengoperasian PLTU Tenayan. Apalagi PLTU Tenayan unit 1 sudah mendapatkan Sertifikat Layak Operasi (SLO) dan akan mulai beroperasi pada Januari 2017 mendatang.
"Konsumsi energinya itu 700 gram per kwh, kalau bisa dicarikan alat supaya maksimum konsumsinya 500 gram batubara per kwh. Dengan begitu tarif listriknya mudah-mudahan bisa lebih baik," ujarnya, Minggu (18/12).
Efisiensi yang bisa dilakukan nantinya akan berdampak signifikan kepada masyarakat sekitar. Sebab, tarif yang dibebankan ke masyarakat juga akan menjadi tidak tinggi.
Amir Rosidin, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN menjelaskan, untuk kebutuhan batubara setiap unit PLTU butuh 1,5 juta ton dan secara komulatif menjadi 3 juta per tahun. Untuk operasional tersebut, butuh batubara kualitas rendah 3.800 kkal hingga 4.700 kkal.
Dengan beroperasinya PLTU Tenayan, nantinya pasokan listrik di wilayah Riau akan lebih baik. Apalagi selain PLTU Tenayan juga ada tambahan pasokan dari 3x25 MW dari Balai Pungut yang juga akan beroperasi dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pasokan listrik pada tahun depan akan lebih baik bila dibandingkan dengan tahun ini.
"Beban di Riau itu 570 MW dengan adanya tambahan kapasitas Balai Pungut menjadi 670 MW. Nanti ada tambahan lagi 110 MW dan akan operasi bulan Februari tahun 2017 sehingga totalnya sekitar 850 MW," ujar Amir.
Perlu diketahui, untuk menyelesaikan pembangunan PLTU Tenayan, PLN menggandeng EPC kontraktor asal Tiongkok yakni konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekind) dengan Hubei Hongyuan Power Engineering Co.Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News