Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pengusaha mengaku tekor akibat kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten. Kerugiannya mencapai miliaran rupiah.
Direktur Eksekutif PT Agri Jaya Hikmawan Herlianto mengaku menderita kerugian sebesar Rp 5 miliar. Perusahaan pengangkut buah dari Jawa ke Sumatera ini mengaku muatannya tidak segar lagi dan busuk akibat antrean panjang di Merak. " Belum lagi biaya ekstra untuk supir dan keamanan penjagaan barang," katanya, Jumat (1/6).
Agri Jaya melakukan 13 trip ke pulau Sumatera setiap hari. Setiap trip nilainya sekitar Rp 100 juta.
Sekretaris Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Andriansyah mengatakan, para pengusaha angkutan darat mengalami kerugian karena harus menanggung biaya tambahan bagi supir. Selain itu, dia bilang ada biaya keamanan untuk menjaga barang, rusak dan busuk.
Dia menghitung, biaya yang harus dikeluarkan untuk supir sebesar Rp 100.000 per hari. "Kalau antrean sampai tiga hari maka dikalikan tiga," katanya.
Andriansyah mengatakan, antrean terjadi karena kurangnya infrastruktur pelabuhan seperti kapal roro dan perbaikan infrastruktur dermaga II. "Harusnya antara kebutuhan dan ketersediaan seimbang dan hal ini sudah kami sampaikan ke pemerintah," katanya.
Direktur PT ASDP Indonesia Ferry Prasetyo Utomo mengatakan, penyebab antrean itu lantaran perusahaan sedang membenahi pelabuhan. Dia mengatakan pembenahan ini selesai dalam waktu dua pekan. "Nantinya akan ada jalur khusus mobil pribadi di dermaga 2 atau side ramp sehingga mobil pribadi tidak ikut antrean bersama bus dan truk saat masuk kapal," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News