kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,16   3,41   0.38%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mereka datang mencari pasar sekaligus pelanggan


Selasa, 30 April 2013 / 16:38 WIB
ILUSTRASI. Berikut tips untuk merawat AC supaya tahan lama dan awet.


Reporter: Marga Raharja | Editor: Havid Vebri

Luar biasa! Itulah kesan yang tampak dalam pameran produk perikanan di Brussel, Belgia minggu lalu. Pameran ini merupakan pameran terbesar dibanding pameran tahunan dengan tema yang sama yang diadakan di Huston, Amerika atau yang di Hong Kong, bahkan di China.

Banyaknya perusahaan dan jumlah pengunjungnya yang datang membuat hotel yang ada di Brussel penuh sesak. Tak pelak, transportasi umum seperti  kereta yang melewati The Brussel Expo padat oleh penumpang. Maklum, ini adalah ajang bertemunya para produsen maupun pembeli seafood. Mereka pun  berbondong-bondong ke ibu kota negara yang hanya berpenduduk sekitar 10 juta orang tersebut.

Menurut catatan panitia pameran ini, lebih dari 1.600 pemasok dari 70 negara memanfaatkan pameran ini. Sementara pengunjungnya mencapai sekitar 25.000 orang. Tidak hanya datang dari negara-negara di Eropa, tapi juga negara-negara lain.  Mereka adalah para pebisnis hotel perusahaan penerbangan hingga peritel produk seafood. Tak ketinggalan perusahaan jasa angkut atau logistik ikut dalam pameran ini.

Hamparan produk perikanan mulai dari ikan segar, ikan beku dan berbagai makanan laut yang sudah diolah dan dikemas terpapar di semua gerai. Bahkan, di sana juga terhampar berbagai peralatan untuk mengolah  produk perikanan tampak di gerai-gerai yang ada di pameran.

Tampil mencolok adalah gerai dari China. Menempati  area yang sangat luas,  sekitar 20 perusahaan lebih  membuka stan. Lokasi ini tak jauh dari  stan Indonesia. Salah satu peserta dari China adalah Zhanjiang Join Wealth Aquatic Producs Co.l, Ltd yang berbasis di Guandong. Perusahaan ini menawarkan olahan udang tepung, filet ikan,  ikan tilapia beku, filet ikan tilapia, udang vannamei putih yang belum diolah, remis kerang hijau dan seterusnya.

Ada juga Zhoushan City Shentai Aquatic Co.Ltd. Perusahaan yang berdiri tahun 1994  dan memiliki dua pabrik pengolahan ikan mengaku mampu mengolah lebih dari 7.000 ton berbagai macam produk perikanan beku. Produk utama perusahaan ini adalah udang, kepiting, oktopus, cumi-cumi.

Gerai lain dari China yang cukup mencolok adalah China National Fisheries Corp. Ini adalah  salah satu BUMN China. Zhang Tianshu, General Manager perusahaan ini mengatakan,  China National Fisheries Corp adalah  perusahaan pengolah produk perikanan laut terbesar di China.

Mereka menawarkan produk-produk beku maupun olah dari tangkapan ikan di Laut Pasifik Selatan ,  bahkan dari Lautan Atlantik. Selain dipasarkan di China, produk mereka juga dijual ke Eropa dan Amerika.

Adapun dari Eropa, mereka memajang peralatan-peralatan canggih pemotong ikan. Diantaranya mesin-mesin dari Itali yang bisa memotong daging ikan menjadi supertipis. Stan Turki diisi oleh sejumlahperusahaan yang menawarkan berbagai produk ikan laut beku maupun olahan, hingga minyak ikan.

Yunus Caglayan, pria asal Turki yang kini bermukim di Belanda bercerita bahwa Turki sangat kuat dalam industri perikanan karena negara yang hingga kini ditolak untuk masuk Uni Eropa ini memiliki laut yang sangat luas, bahkan memiliki ciri khusus karena kadar garamnya di bawah permukaan tidak terlalu kental.

Karena itu, kata Yunus, di Turki, industri perikanan berkembang pesat, bahkan termasuk industri pembuatan minyak ikan. Itulah sebabnya Yunus bilang, saat ekonomi negara-negara lain di Eropa hampir tidak tumbuh, ekonomi Turki tetap bisa tumbuh hingga 7% per tahun.

Memang tidak semua peserta pameran ini perusahaan. Dari India misalnya, The Marine Products Export Development Authority (MPEDA) atau Badan Pengembangan Ekspor Produk Perikanan juga membuka stan.

Misi utama badan ini adalah mendorong aqua-culture yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Masalahnya, belakangan ini dunia memang semakin khawatir dengan semakin minimnya ikan laut alam, sehingga di banyak negara, budidaya perikanan baik di laut maupun di darat dilakukan dan tak mengandalkan tangkapan.  

Dari Indonesia ada 11 perusahaan yang ikut dalam pameran ini. Sebagian besar mereka difasilitasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, kecuali PT Centra Proteina Prima Tbk yang membuka  stan sendiri.

Peserta dari Indonesia  antara lain PT Tuna Permata Rezeki yang memproduksi dan menawarkan ikan tuna, ikan marlin dan swordfish beku. Kemudian ada PT Rex Canning yang menawarkan kepiting, kerang dan udang kaleng. Lalu ada PT Worontono Baru yang menawarkan udang beku dan olahannya.

Sementara PT Dharma Samudera Fishing Tbk juga ikut pameran ini dan menawarkan aneka ikan beku. Masih ada lagi PT Toba Surimi Industries yang menawarkan ikan beku dan olahannya serta PT Bahari biru Nusantara yang juga menawarkan produk-produk ikan beku.

Saut P. Hutagalung, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementrian Perikanan dan Kelautan mengatakan, beberapa perusahaan Indonsia yang ikut pameran adalah mereka yang berusaha mencari pasar ekspor. Ini menjadi ajang mereka mencari pasar sekaligus pembeli.   
 
(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×