Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Nilai kesepakatan merger dan akuisisi (M & A) oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia pada semester I tahun ini melonjak drastis. Laporan Duff & Phelps mengatakan, sepanjang paruh pertama tahun ini jumlah kesepakatan merger dan akuisisi tercatat mencapai US$ 4 miliar, atau meningkat 100% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Transaksi terbesar terjadi pada Tencent Holdings senilai US$ 1,2 miliar di unicorn Go-Jek. Investasi ini sedikit lebih besar daripada investasi investasi Lazada di Alibaba senilai US$ 1 miliar. Disusul urutan kedua, akuisisi saham perusahaan Malaysia Felda Investment Corporation di Eagle High Plantations senilai US$ 500 juta.
Selanjutnya, inveatasi BP ke Proyek Tanggung LNG sebesar US$ 313 juta, investasi Waskita oleh Taspen dan Sarana Multi Infrastruktur US$ 262 juta dan akuisisi Baskhara Utama Sedaya oleh Astra International US$ 260 juta.
Proses merger dan akuisisi yang tidak kalah penting adalah kesepakatan Dairi Prima Mineral senilai US$ 199 juta, investasi Medco Energi ke Inpex Natuna US$ 167 juta dan investasi Grab di Kudo US$ 100 juta. Dari total 81 transaksi M & A di semester I tahun ini yang deal, teknologi merupakan sektor terbesar yakni sebesar 32%, diikuti oleh pertanian 17%, industri 16%, dan energi 6%.
Bila dilihat secara total, terdapat 118 transaksi di M & A yang melibatkan ekuitas swasta, modal ventura, dan IPO senilai $ 4,7 miliar selama paruh pertama tahun ini. Sementara itu, negara tetangga Malaysia dan Singapura masing-masing melaporkan 256 dan 485 proses M & A dengan nilai kesepakatan masing-masing sebesar $ 9,4 miliar dan $ 42,6 miliar.
Srividya Gopalakrishnan, managing director Duff & Phelps, mengatakan dengan banyaknya proses M & A di wilayah ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang kuat. "(Wilayah tersebut telah menunjukkan) pertumbuhan yang kuat," kata Srividya dalam laporannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News