kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Meski ada pandemi, investor masih melirik investasi di perusahaan startup


Rabu, 04 November 2020 / 20:36 WIB
Meski ada pandemi, investor masih melirik investasi di perusahaan startup
ILUSTRASI. CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek  pandemi corona (covid-19) masih membayangi industri lintas sektor. Meski begitu, wabah tersebut nampaknya tidak menyurutkan minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan startup di Indonesia.

Buktinya, tren suntikan modal masih kerap dijumpai pada sejumlah perusahaan startup di sejumlah bidang. Pada bidang e-commerce misalnya, salah satu e-commerce unicorn di Indonesia, Bukalapak dikabarkan mendapat suntikan dana dari Microsoft Corp.

Kabar tersebut dikonfirmasi oleh CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin. Rachmat tidak menyebut secara spesifik berapa dana yang didapat raksasa software tersebut, namun ia menuturkan bahwa dana investasi yang didapat akan digunakan untuk membiayai beberapa program kolaborasi antar keduanya, termasuk di antaranya membangun infrastruktur teknologi informasi.

Dalam program tersebut, Bukalapak akan mengadopsi Microsoft Azure sebagai platform cloud pilihan perusahaan. Selain itu, dana yang didapat juga akan dipergunakan untuk memberi pelatihan keterampilan digital untuk karyawan Bukalapak dan para pelapak serta menjembatani kesenjangan digital yang ada antar individu.

Baca Juga: Modal Ventura Menahan Nafsu Investasi di Saat Pandemi Corona (Covid-19)

“Kemitraan strategis Bukalapak dan Microsoft berfokus untuk menciptakan akses teknologi bagi 12 juta UMKM di Bukalapak dan 100 juta pengguna kami di seluruh Indonesia agar mereka bisa mendapatkan lebih banyak lagi kesempatan dari pemberdayaan ini,” jelas Rachmat kepada Kontan.co.id, Rabu (4/11).

Animo penyaluran pendanaan eksternal juga ditemui pada perusahaan startup Indonesia pada bidang/sektor lain.

Ketua Umum Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menilai, perkembangan startup di Indonesia masih cukup menarik bagi investor, sebab didorong dari potensi pasar digital di Indonesia masih sangat besar. Hal ini tidak terlepas dari potensi bonus demografi Indonesia. Maklumlah, kelompok usia milenial memang dikenal akrab dengan dunia digital, sehingga investasi di dunia digital menjadi menarik.

Selain itu, ia juga menilai bahwa minat investor untuk berinvestasi di perusahaan startup juga tidak terlepas inovasi digital yang kerap dilakukan oleh para pelaku usaha startup. Kedua faktor inilah yang menurut Bima menjadi alasan tren penyaluran dana dari investor ke perusahaan startup masih banyak terjadi di tengah pandemi.

Meski begitu, Bima juga menilai bahwa tren penyaluran dana ini tidak kebal dari pandemi. Ia memperkirakan realisasi pemberian suntikan dana ke perusahaan-perusahaan startup di Indonesia akan menurun dibanding tahun lalu pada tahun ini.

“Dampak pandemi tentu membuat investor harus menahan diri atau setidaknya menerapkan persyaratan yang lebih ketat dibanding sebelumnya. Selain itu, jumlah startup juga sepertinya menurun,” kata Bima kepada Kontan.co.id, Rabu (4/11).

Baca Juga: Investor tunda masuk, pendanaan startup hingga kuartal III 2020 hanya US$ 1,92 miliar

Meski begitu, Bima memperkirakan tren pemberian suntikan dana kepada perusahaan startup masih akan terus terjadi. Hal ini juga sejalan dengan kebutuhan pendanaan di kalangan startup yang akan selalu ada. Apalagi, situasi pandemi juga membuat desakan atas pendanaan eksternal menjadi semakin besar.

Untuk sektor ecommerce misalnya, para perusahaan startup di bidang tersebut akan cenderung membutuhkan dana yang besar untuk menjaga agar elemen-elemen bisnisnya, termasuk di antaranya bisnis mitra UMKM agar tidak menurun di masa pandemi.

Menyoal pilihan sektor, Bima menilai bahwa setiap sektor memiliki daya tariknya masing-masing dalam menarik minat investor. Meski begitu, ia berpendapat bahwa dalam kondisi pandemi, investor akan cenderung memilih berinvestasi di perusahaan-perusahaan startup yang produknya memang banyak dibutuhkan konsumen serta memiliki potensi lebih riil.

“Yang seperti sektor fintech sektor e-commerce, itu yang masyarakat masih butuh banget, jadi itu yang saya rasa pasarnya memang masih jelas untuk jangka pendeknya,” ujar Bima.

Selanjutnya: Masih punya bujet, Mandiri Capital akan berinvestasi ke fintech hingga tutup tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×