Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Memasuki triwulan II-2013, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk bersiap mengisi pundi uangnya dari jasa pengangkutan batubara. Perusahaan yang memiliki kode saham MBSS itu, mengincar proyek pengangkutan batubara dengan masa kontrak lima tahun.
Rico Rustombi, Presiden Direktur Mitrabahtera belum mengungkapkan isi kontrak secara mendetail. Ia hanya menuturkan, kontrak itu untuk mengangkut batubara dengan floating crane. Adapun volume pengangkutan mencapai 5 juta ton per tahun. "Keputusannya kira-kira pada semester dua tahun ini," ujar dia, Rabu (8/5).
Rico menargetkan, pada kuartal kedua 2013, MBSS bisa mengangkut 15,7 juta ton batubara. Perinciannya, 9,7 juta ton pengangkutan tongkang (barging) dan 6 juta ton dari kapal angkut berderek (floating crane).
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, MBSS telah mengangkut 14,7 juta ton batubara. Sebesar 9,1 juta ton merupakan pengangkutan barging dan 5,6 juta ton pengangkutan floating crane. Adapun total armada Mitrabahtera sebanyak 77 set barging dan tujuh set floating crane.
Dari jasa pengangkutan serta lini bisnis yang lain, anak usaha PT Indika Energy Infrastructure itu membukukan pendapatan US$ 36,82 juta. Angka itu meningkat daripada pencapaian di periode yang sama tahun lalu, yakni senilai US$ 33,61 juta.
Hingga akhir 2013, manajemen Mitrabahtera menargetkan bisa mengangkut 63 juta ton batubara. Sebanyak 39 juta ton dari barging dan 24 juta ton dari floating crane. Ia optimistis, pasar batubara akan membaik sehingga permintaan batubara akan kembali subur.
Rico menargetkan, tahun ini perusahaannya bisa mengantongi pendapatan hingga US$ 160 juta, meningkat sekitar 13% dari realisasi tahun lalu. Sedang laba bersih ditargetkan berkisar US$ 43,8 juta hingga US$ 44,5 juta. Sepanjang tahun lalu, laba bersih Mitrabahtera tercatat sebesar US$ 36,5 juta.
Refinancing utang
Sebagai perbandingan, tahun 2012, volume pengangkutan batubara Mitrabahtera sebesar 50,5 juta ton. Pengangkutan via tongkang sebanyak 33 juta ton. Sedangkan sisanya, 17,5 juta ton dari floating crane.
Untuk memperkecil beban keuangan, Mitrabahtera berencana melakukan pembiayaan kembali utang alias refinancing. Nilainya sebesar US$ 71 juta. Menurut Rico, Mitrabahtera telah memperoleh kesepakatan dengan sejumlah lembaga keuangan, baik lokal maupun asing.
Namun, ia menolak untuk memberi tahu identitas lembaga keuangan yang dimaksud. Yang jelas, kata dia, refinancing akan berlangsung di bulan ini. "Bunga lebih rendah, sekitar 3,4% - 4%," kata Rico. Sedang rata-rata bunga pinjaman terdahulu 5,5%.
Mengutip laporan keuangan Mitrabahtera per akhir Maret 2013, total kewajiban mencapai US$ 122 ,81 juta. Perinciannya, utang jangka pendek US$ 55,4 juta dan jangka panjang US$ 67,4 juta.
Mitrabahtera juga menanggung utang bank jangka pendek senilai US$ 13,34 juta. Kemudian, utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam kurun waktu setahun sebesar US$ 30 juta. Adapun total utang bank jangka panjang setelah dikurangi utang jatuh tempo dalam waktu setahun senilai US$ 66,11 juta.
Rico tidak merinci utang mana yang akan direfinancing. Ia hanya menuturkan, utang yang dimaksud adalah utang yang memiliki masa jatuh tempo tiga tahun. Sementara utang baru yang akan ditarik memiliki masa pinjaman lima tahun. Mitrabahtera berharap refinancing menyehatkan kondisi keuangannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News