Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Keberuntungan masih menyambangi PT Mega Manunggal Property Tbk. Perusahaan itu mendapatkan penyewa properti anyar, yakni Lazada.
Tak main-main, Lazada kelak akan menjadi runner up sebagai penyewa terbesar. Informasi saja, hingga 30 Juni 2015, penyewa terbesar gudang Mega Manunggal adalah PT Unilever Indonesia Tbk dengan nilai transaksi Rp 46,26 miliar. Nilai sewa itu setara 54,50% dari total pendapatan Mega Manunggal sebesar Rp 78,20 miliar.
Demi memenuhi kebutuhan calon penyewa besar anyar, Mega Manunggal akan membikin bangunan di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat. "Gudang dibangun untuk kepentingan tenant Lazada yang berada di kawasan Jabodetabek agar memudahkan distribusi dan meningkatkan efisiensi," ujar Khrisna Daswara, Sekretaris Perusahaan PT Mega Manunggal Property Tbk kepada KONTAN, Kamis (8/10).
Mega Manunggal menyediakan lahan 90.180 meter persergi (m²). Namun, hanya 60.600 m² yang dikembangkan menjadi sentra distribusi, dan perkantoran untuk Lazada.
Proses pembangunan terbagi dalam dua tahap. Pertama, membikin bangunan seluas 30.100 m². Target pembangunan dimulai akhir bulan ini. Kalau target operasional adalah akhir tahun 2016.
Kedua, mendirikan bangunan seluas 30.500 m². Target operasional bangunan kedua ini tahun 2018.
Sayangnya, Mega Manunggal enggan membeberkan nilai kontrak sewa dari Lazada. Perusahaan yang baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2015 tersebut, hanya menyebutkan perjanjian sewa dengan konsep built to suit tersebut berlaku selama 10 tahun. Yang pasti, "Kalau dari segmen e-commerce, Lazada akan menjadi klien customer terbesar Mega Manunggal," kata Khrisna.
Informasi saja, built to suit merupakan konsep pengembangan proyek dimana pengembang yang juga pemilik tanah, membiayai, dan membangun gedung sesuai kebutuhan tenant. Proyek itu nanti disewakan kepada tenant di bawah perjanjian sewa jangka panjang.
Kontributor sewa
Mega Manunggal optimistis kinerja pada tahun ini tak terpengaruh dampak perlambatan ekonomi. Perusahaan berkode MMLP di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini beralasan, tingkat okupansi mereka tinggi, yakni 96%.
Selain itu, Mega Manunggal juga diuntungkan klausul kontrak dengan klien. Klausul itu memungkinkan mereka menaikkan tarif sewa setiap dua tahun.
Mega Manunggal mengaku telah menaikkan tarif sewa 5%. Di sisi lain, belum ada klien penyewa yang mengajukan revisi kontrak.
Meski optimistis, Mega Manunggal tak terbuka soal target kinerja tahun ini. Perusahaan tersebut hanya memberikan prediksi, kontributor terbesar pendapatan mereka adalah pendapatan sewa. Target komposisinya; 70% pendapatan sewa dan 30% sisanya pendapatan lain-lain.
Sampai minggu kedua Oktober 2015, Mega Manunggal sudah menghabiskan dana belanja modal Rp 400 miliar. Mayoritas dana tersebut mereka pakai untuk membayar uang muka pembelian tanah. Semisal, membeli lahan di Cimanggis, Bogor seluas 9 hektare (ha) dan di Cikarang Barat, Jawa Barat seluas 50 ha.
Alhasil, total area properti logistik Mega Manunggal saat ini mencapai 163,76 m². Sebanyak dua area merupakan aset yang disewa dengan konsep built to suit oleh PT Unilever Indonesia Tbk dan PT LF Services Indonesia.
Sementara dua area lain berupa area di komplek pergudangan. Keduanya ada di kawasan industri MM2100 di Bekasi, Jawa Barat dan Intirub Business Park di Cililitan, Jakarta Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News