Reporter: Sofyan Nur Hidayat, Yudo Widiyanto, Arif Wicaksono | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Tahun depan, mobil murah buatan lokal siap melaju di jalanan. Bahkan para pabrikan mobil murah akan memproduksinya secara massal dua tahun lagi lantaran pesanan terus berdatangan.
Saat ini tercatat ada tiga produsen mobil murah yang berancang-ancang membuat secara massal. Mereka adalah PT INKA, produsen mobil murah merek GEA; PT Super Gasindo Jaya yang memproduksi mobil merek Tawon, serta PT Maha Era Motor, produsen merek Mahator.
Dewa Yuniardi, Ketua bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asia Nusa) menyatakan, pasar utama mobil murah ini adalah pemerintah daerah, seperti Pemda Solo, Surabaya, dan Banten. Dewa mencontohkan, Pemda Surabaya telah meneken kontrak pembelian sebanyak 1.150 unit mobil Metro Tawon dari Super Gasindo. "Pemerintah Provinsi Banten juga membeli Tawon City Car dan Tawon Transformer," kata Dewa, kemarin.
Sebagai catatan, Asia Nusa adalah asosiasi produsen micro car lokal. Para anggotanya adalah pengusaha otomotif di luar para prinsipal besar otomotif dunia.
Menurut Budi Darmadi, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Unggulan Berbasis Teknologi Kementerian Perindustrian (Kemperin), mendukung upaya para produsen mobil murah memacu produksi. Lagi pula, program mobil murah memang program pemerintah.
Program ini bertujuan menyediakan mobil dengan harga terjangkau bagi masyarakat di daerah. Kemperin mengalokasikan Rp 141 miliar untuk mendorong pelaksanaan program mobil murah.
Dana tersebut serupa subsidi dan disalurkan kepada para produsen mobil murah di Tanah Air. Anggaran tersebut sebagai modal awal produsen mobil untuk memproduksi mobil contoh (prototipe), menyiapkan bengkel, tenaga ahli hingga desain mobil.
Selain modal, pemerintah juga akan membebaskan bea masuk komponen mobil yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Soal harga, mobil ini akan dijual antara Rp 50 juta hingga Rp 85 juta per unit.
Mobil tersebut juga harus irit. Syarat dari pemerintah, si mobil hanya membutuhkan 1 liter bahan bakar untuk menempuh jarak minimal 20 kilometer. Selain irit, tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60%.
Ekonomis 2.000 unit
Hitungan pemerintah, skala ekonomi produksi satu jenis mobil murah ini sekitar 2.000 unit per tahun. Artinya, produsen bisa meraih keuntungan dan cepat balik modal bila sanggup memproduksi dan menjual mobil murah ini minimal 2.000 unit setahun.
Dengan perkiraan tersebut, Budi optimistis banyak investor yang berminat masuk ke bisnis ini. "Kami perkirakan masih didominasi oleh investor lokal, " ungkapnya.
Budi juga optimistis mobil murah buatan lokal ini akan laris manis terjual. Pasar yang dibidik adalah kalangan nelayan maupun petani di daerah. Sebab, selain mobil jenis angkutan penumpang, tiga produsen tadi juga akan membuat mobil angkutan niaga.
Kemenperin mencatat sejumlah prinsipal besar otomotif Jepang seperti Suzuki, Daihatsu dan Nissan menyatakan tertarik pengembangan mobil murah tersebut. "Namun masih dibahas ketentuan insentif, teknologi yang digunakan," ungkap Jongkie D Sugiarto. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News