Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menutup akhir tahun 2015 dengan meluncurkan perumahan kedua dari klaster Yarra.
Andy Kesma Natanael, Direktur PT Modernland Realty, mengatakan, peluncuran perumahan ini untuk membantu pendapatan penjualan sedang surut karena daya beli konsumen tengah lesu akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Awal Desember 2015, kami akan meluncurkan tahap kedua klaster Yarra yang berjumlah 200 unit," kata Andy, kepada KONTAN, Jumat (20/11).
Klaster Yarra membidik pasar kelas menengah atas yang mampu membeli rumah seharga Rp 1,4 miliar per unit. Targetnya, perusahaan dapat menyerapkan Rp 150 miliar dari penjualan unit ini.
Asal satu saja, perusahaan berkode saham MDLN ini mencatat perlambatan kinerja.
Misalnya, pendapatan dari penjualan turun 4,25% menjadi Rp 2,06 triliun per kuartal III-2015 dibandingkan posisi Rp 2,16 triliun per kuartal III-2014.
Begitupula dengan pendapatan dari hotel dan sewa turun 2,17% menjadi Rp 45,95 miliar per kuartal III-2015 dibandingkan posisi Rp 46,52 miliar per kuartal III-2014.
Andy menambahkan, daya beli yang melemah membuat Modernland Relaty hanya mengandalkan proyek di Jakarta Ganden City untuk akhir tahun ini.
Padahal perusahan memiliki kawasan hunian lain seperti Kota Modern di Tangerang dengan luas lahan 400 hektare (ha) dan Modern Bekasi Residential dan Kawasan Industri dengan luas lahan 1.300 ha.
"Kami ingin mengembangkan Jakarta Garden City (JGC)," tambahnya. JGC ini kawasan hunian yang memiliki lahan seluas 370 ha dengan lahan yang sudah berkembang seluas 100 ha.
MDLN menargetkan, kawasan ini akan berkembang setelah masuknya Rumah Sakit Mayapada dan Mal asal Jepang bernama AEON. Kedua properti komersial ini akan operasional pada tahun 2017.
Informasi saja, per kuartal III-2015 membuat laba Modernland Realty susut 42% menjadi Rp 303,11 miliar per kuartal III-2015, dibandingkan posisi Rp 537,81 miliar per kuartal III-2014.
Penurunan ini terjadi akibat turunnya pendapatan sebesar 4,19% menjadi Rp 2,14 triliun per kuartal III-2015 dan beban poko pendapatan yang naik 2,62% menjadi Rp 1,05 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
