Reporter: Petrus Dabu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lembaga pemeringat utang menaikan rating Baseline Credit Assesment (BCA) untuk PLN dari semula Baa3 menjadi Ba2. Ini berarti turunnya tingkat ketergantungan PLN terhadap Pemerintah karena semakin membaiknya kondisi keuangan PLN secara korporat dibanding tahun sebelumnya sehingga hal-hal tersebut dinilai dapat memberikan ekspektasi positif.
Pertimbangan kenaikan rating tersebut, menurut Moody’s, karena adanya kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) pada tahun 2013 dan tahun 2014 (mulai bulan Mei dan Juli 2014) sehingga mengurangi ketergantungan PLN pada subsidi. Kenaikan tersebut memperbaiki secara signifikan credit worthiness perusahaan.
Pada tahun 2012, PLN menerima subsidi dari Pemerintah sebesar Rp 103.3 triliun atau 44% dari total pendapatan. Pada tahun 2013 PLN menerima subsidi sebesar Rp 101.2 triliun atau 39% dari total pendapatan. Penurunan porsi subsidi ini akan terus berlanjut di tahun 2014 dan tahun-tahun mendatang.
Selain karena kenaikan tarif listrik, kenaikan rating tersebut juga karena upaya penurunan pemakaian BBM dengan perbaikan fuel mix melalui program fast track program tahap pertama (FTP-1)yang akan memperbaiki cashflow PLN.
Meskipun program tersebut membutuhkan biaya capital expenditure (belanja modal) yang sangat besar, Moody’s mengapresiasi PLN dalam kemampuan mengelola risiko (execution risk) pada program FTP-1 yang dapat menyelesaikan 6.4 Giga Watt (GW) sampai akhir 2013. Dengan beroperasinya FTP-1 maka mampu mendorong kenaikan pendapatan perusahaan sebesar Rp 24,7 triliun dibanding tahun 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News