Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelima kalinya, Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Hospitals Semanggi menggelar Siloam Oncology Summit (SOS) 2025 pada Mei mendatang. Langkah ini memperkuat posisi MRCCC sebagai pusat inovasi dalam penanganan kanker.
SOS 2025 mengundang berbagai pakar internasional dari berbagai institusi kesehatan global. Seperti MD Anderson Cancer Center (Amerika Serikat), The Netherlands Cancer Institute (Belanda), University of Wollongong (Australia), Icon Cancer Center (Australia), National Cancer Center (Jepang), Sir Run Run Shaw Hospital (China), Rungsit University/Rajavithi Hospital (Thailand), dan National Cancer Center Singapore (Singapura).
CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi sekaligus Ketua Panitia SOS 2025, dr. Edy Gunawan mengatakan, Siloam Oncology Summit rutin diadakan setiap tahun sejak tahun 2021.
"SOS 2025 menjadi salah satu platform kolaboratif terbesar yang mempertemukan pakar medis dari berbagai bidang ilmu onkologi untuk membangun strategi inovatif dalam meningkatkan deteksi dini serta kualitas perawatan kanker," terang Edy, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (18/3).
Baca Juga: Menkes: Penanganan Kanker Bukan Hanya Tantangan Medis, Tapi Juga Pembiayaan
Tema SOS 2025 mengadopsi kampanye global Union for International Cancer Control (UICC) 2025-2027, yakni United by Unique. Pendekatan ini menekankan pentingnya personalisasi dalam perawatan kanker.
Memastikan setiap pasien mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Untuk mewujudkan hal itu, perlu pemanfaatan teknologi canggih guna meningkatkan akurasi diagnosis dan efektivitas pengobatan.
Menurut Global Cancer Observatory (Globocan), pada tahun 2022 Indonesia mencatat 408.661 kasus kanker baru dan 242.099 kematian akibat kanker, Dengan jenis kanker paling umum adalah payudara, leher rahim, paru-paru, dan kolorektal.
Lebih dari 60%-70% pasien kanker di Indonesia terdeteksi pada stadium lanjut. Jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju yang hanya berkisar 10%-20%. Rendahnya kesadaran masyarakat dan lambatnya sistem rujukan medis menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi.
Selanjutnya: 9 Drakor Rating Tertinggi di Minggu Kedua Bulan Maret 2025, 2 Drakor Ini Tamat
Menarik Dibaca: Merugi Empat Tahun Terakhir, Jasa Marga (JSMR) Menutup Anak Usaha Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News