Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Meski harga crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah terseok-seok, bisnis CPO masih tetap memikat. Itu sebabnya, PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk berniat menambah pabrik pengolah kelapa sawit.
Emiten dengan kode saham MAGP ini akan mendirikan pabrik pengolah sawit di Kalimantan. Kapasitas pabrik ini sekitar 45 ton-60 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
Perusahaan yang baru melantai di bursa saham pada akhir tahun lalu ini akan mulai membangun pada Agustus 2013. Pabrik pengolah sawit kedua milik Multi Agro ini bakal menelan dana investasi sebesar Rp 150 miliar. "Kami perkirakan pembangunannya selesai akhir tahun depan," ujar Risming Andyanto, Sekretaris Perusahaan Multi Agro, Rabu (26/6).
Risming menyatakan, saat ini Multi Agro sedang menuntaskan pabrik CPO yang pertama. Pabrik CPO yang berlokasi di Nangroe Aceh ini siap beroperasi pada September 2013. Nilai investasinya mencapai Rp 140 miliar.
Jika pabrik kelapa sawit tersebut beroperasi, Multi Agro akan memiliki pendapatan dari penjualan CPO. Asal tahu saja, selama ini Multi Agro masih mengandalkan pendapatannya dari penjualan tandan buah sawit.
Sebagai gambaran, tiga bulan pertama tahun ini, Multi Agro menjual sekitar 8.832 ton TBS atau naik 31,8% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada kuartal pertama tahun lalu, Multi Agro menjual 6.701 ton TBS.
Nah, untuk memenuhi bahan baku pabrik CPO, Multi Agro akan menaikkan produksi TBS. Makanya, Multi Agro berniat menambah lahan perkebunan. Pada April 2013, Multi Agro meraih tambahan izin lokasi perkebunan kelapa sawit di Aceh. Luasnya sekitar 3.000 hektare (ha).
Kini, luas perkebunan kelapa sawit milik Multi Agro mencapai 53.385 ha. Dari luas tersebut, total areal lahan tertanam baru 18,47% atau 9.860 ha. "Lahan yang menghasilkan baru 880 ha," kata Risming.
Tahun ini, Multi Agro menargetkan penambahan lahan tertanam baru seluas 4.300 ha. Hingga kuartal I-2013, realisasi penambahan lahan tertanam baru tersebut sekitar 445 ha. Investasi yang dibutuhkan untuk penanaman sawit baru ini adalah sekitar Rp 50 juta-Rp 60 juta per ha.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, Multi Agro meraup pendapatan dari penjualan TBS sebesar Rp 8,9 miliar, turun dibandingkan pendapatan tahun lalu hingga Rp 10 miliar. Penurunan pendapatan seiring dengan penurunan harga jual TBS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News