kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Naiknya harga minyak mentah tak berdampak signifikan ke bisnis Trisula International


Minggu, 14 Maret 2021 / 16:39 WIB
Naiknya harga minyak mentah tak berdampak signifikan ke bisnis Trisula International
ILUSTRASI. Trisula International Tbk.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tekstil dan garmen PT Trisula International Tbk (TRIS) mengaku bahwa tren kenaikan harga minyak dunia tidak terlalu mempengaruhi kelangsungan usahanya sejauh ini.

Asal tahu saja, harga minyak dunia baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent sama-sama mengalami tren kenaikan ke level kisaran US$ 60 per barel, sehingga di atas kertas mempengaruhi sektor industri yang penyediaan bahan bakunya bergantung terhadap komoditas tersebut.

Direktur Utama Trisula International Santoso Widjojo mengatakan, lonjakan harga minyak yang berlangsung beberapa waktu terakhir tidak berpengaruh signifikan terhadap operasional produksi TRIS.

Baca Juga: Trisula International (TRIS) gencar melakukan inovasi di tengah pandemi Covid-19

Sekadar catatan, TRIS memperoleh bahan baku garmen dari anak usahanya PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL).

“Kami tidak memiliki ketergantungan kepada bahan baku dari satu maupun lebih negara tertentu,” ujar dia, Jumat (12/3).

Manajemen TRIS sendiri sudah mengantisipasi dampak kenaikan harga komoditas tersebut. Perusahaan ini telah memiliki stok-stok bahan baku berdasarkan pesanan sebelumnya, sehingga untuk saat ini bahan baku yang dibutuhkan emiten tersebut masih tergolong aman.

Di luar kenaikan harga minyak, Santoso menilai, pandemi Covid-19 jelas menjadi tantangan bagi berbagai sektor industri, termasuk industri tekstil dan garmen. Apalagi, selama pandemi terjadi pembatasan akses dan distribusi logistik.

Namun, ia bersyukur bahwa permintaan dari konsumen masih terlihat positif yang ditandai dengan adanya pendistribusian produk garmen TRIS ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Berkat komunikasi yang baik pula dengan pihak konsumen, TRIS mendapat kelonggaran waktu pengantaran sehingga terhindar dari potensi klaim dari konsumen.

“Melalui keahlian TRIS yang dapat menerima pesanan secara customized sesuai dengan permintaan, kami masih bisa menerima pesanan pakaian melalui anak-anak usaha kami,” ungkap dia.

Baca Juga: Ingin Tumbuh Hingga 8% Tahun ini, PT Trisula International Tbk (TRIS) Melecut APD

Dari situ, Manajemen TRIS tetap optimistis bahwa pertumbuhan perusahaan di tahun 2021 dapat mencapai kisaran 8%. Hal ini tentu bergantung juga dengan perkembangan program vaksinasi Covid-19 dan peningkatan infrastruktur untuk kegiatan ekspor yang penuh tantangan di tengah kondisi pandemi.

Pihak TRIS berusaha untuk terus meningkatkan fleksibilitas dan diversifikasi produksi dengan membuat produk berdasarkan kebutuhan pasar.

Misalnya, TRIS telah memasarkan produk alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat, masker non medis, medical garment, dan protective-wear.

“Kami juga terus meningkatkan efisiensi produksi dalam rangka menjaga kinerja dan melihat peluang yang ada tanpa mengesampingkan kualitas produk,” pungkas Santoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×