Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan Indonesia Investment Authority (INA) menjadi asa baru emiten BUMN Karya mengurangi beban keuangan. Lantaran melalui dana kekayaan negara sovereign wealth fund (SWF), BUMN memiliki kepastian divestasi aset yang berujung pada penambahan likuiditas dan ruang pencarian utang untuk ekspansi yang kembali.
Seperti diketahui, pemerintah menyuntik Rp 15 triliun sebagai modal dasar INA. Pemerintah masih berencana menambah Rp 60 triliun lagi tahun ini dalam bentuk kas, aset negara, piutang pemerintah, dan saham perusahaan BUMN.
Sebagai informasi, SWF merupakan perkembangan positif untuk infrastruktur, terutama dalam mengurangi masalah pendanaan. Pasalnya, SWF akan mengelola investasi pemerintah dan bekerja sama dengan investor yang menanamkan modalnya di sektor strategis, khususnya infrastruktur.
Baca Juga: SWF lirik investasi jalan tol, ini perkembangan rencana divestasi BUMN pemilik proyek
Menanggapi hal tersebut, Deden Rochmawaty, GM Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menyebutkan bahwa sebagai perusahaan swasta yang bergerak di bidang infrastruktur, META sangat terbuka untuk bekerjasama dengan INA dalam hal pendanaan.
“Namun saat ini kami masih melihat situasi untuk melakukan penjajakan lebih lanjut. Kami masih fokus dalam pengembangan beberapa aset baru di sektor jalan tol,” kata Deden kepada Kontan.co.id, Rabu (26/5).
Ia menyebutkan beberapa proyek tersebut yakni proyek jalan tol Jakarta Outer Ring Road Elevated (JORR Elevated) II ruas Cikunir - Ulujami dan proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR).
Namun sayang, Deden belum bisa menginformasikan lebih lanjut terkait progress proyek tersebut. Adapun untuk nilai kedua proyek itu pun belum dapat disebutkan.
Selanjutnya: Jasa Marga (JSMR) sedang proses penjajakan dengan INA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News