Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Demi mendukung pemerataan jaringan di seluruh wilayah Indonesia, pelaku operator telekomunikasi giat menambah kapasitas jaringan. Selain membangun menara baru, lumrah bagi mereka untuk menyewa menara dari pelaku telekomunikasi lainnya.
Danny Buldansyah selaku Vice President Director Hutchison 3 Indonesia (Tri) mengaku daripada menyewakan menara miliknya, pihaknya malah menyewa menara milik pelaku telko lainnya. Setidaknya, ada lebih dari 20.000 menara yang sudah disewa pihaknya.
"Kami saat ini tidak menyewakan tower, karena strategi perusahaan yang fokus terhadap layanan bukan kepemilikkan asset (light asset)," terangnya kepada KONTAN.CO.ID, Selasa (26/9).
Senada dengan Tri, pelaku telko lainnya Smartfren Telecom juga tidak terjun dalam industri penyewaan menara telko. Bahkan, menurut Merza Fachys selaku Presiden Direktur emiten telekomunikasi berkode FREN tersebut, keseluruhan menara miliknya adalah hasil sewa dari perusahaan penyedia menara lainnya.
"Smartfren tidak punya tower, makanya semua tower yang dipakai SF menyewa ke perusahaan lain," terangnya kepada Kontan, Selasa (26/9).
Lain halnya dengan Indosat Ooredoo yang menyewakan menara miliknya. Menurut Alexander Rusli selaku Presiden Direktur dan CEO Indosat, industri penyewaan miliknya masih memiliki prospek bisnis yang bagus dengan tenancy ratio di angka 1,6 untuk saat ini.
"Banyak yang sewa dari orang luar. Tapi sekarang tantangannya makin besar karena opsi jadi semakin banyak," ujar Alex.
Senada dengan Alex, Tri Wahyuningsih selaku GM Corporate Communication XL Axiata juga terjun dalam industri penyewaan menara. Menurut Tri, tenancy ratio yang dicapai pihaknya berada di sekitar 1,6 hingga 1,7.
"Tenancy ratio di industri adalah sekitar 1,6-1,7 kali, dan XL juga di sekitar rata-rata industri tersebut," klaimnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News