kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimistis Bisnis CPO Lebih Baik di 2022, Ini Strategi Bisnis Bakrie Sumatera (UNSP)


Kamis, 17 Februari 2022 / 18:01 WIB
Optimistis Bisnis CPO Lebih Baik di 2022, Ini Strategi Bisnis Bakrie Sumatera (UNSP)
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik kelapa sawit PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP) Kota Kisaran. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten CPO PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menyatakan tahun ini pihaknya masih akan menjalankan strategi bisnis yang sama dalam proses produksi CPO.

Direktur Bakrie Sumatera Plantations Andi W. Setianto menjabarkan kebun sawit sekali tanam produksi 25 tahun, sehingga pihaknya menjalankan strategi yang sudah menjadi formula.

"Kami menanam bibit unggul, mencukupi makanan atau pupuk untuk tanaman serta, serta optimalkan produksi. Adapun nilai capex dan opex yang dianggarkan tahun ini akan difokuskan ke sana," tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/2).

Sayangnya, Andi enggan membeberkan besaran capex yang disiapkan tahun ini.

Terkait dengan aksi korporasi yang dilakukan yakni memperbarui utang atau novasi senilai US$59 juta, Andi menjelaskan jika dengan produktivitas aset yang membaik memungkinkan restrukturisasi atau penyesuaian pembayaran cicilan dan pokok utang yang berkelanjutan atau sustainable.

"Sebagai bagian dari restrukturisasi utang, novasi juga bertujuan untuk memperbaiki produktivitas dan kesehatan keuangan aset, ini efek untuk novasi," jelasnya.

Baca Juga: Borong Ratusan Juta Saham, Bakrie Capital Kini Kuasai 14,59 Persen Saham UNSP

Sebagai informasi, UNSP melalui anak usahanya, PT Bakrie Renewable Chemicals (BRC), merencanakan merustrukturisasi utang tiga anak usahanya senilai US$ 59 juta di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Transaksi dilakukan karena kegiatan operasional anak usaha itu baru memulai operasionalnya.

Dalam keterbukaan informasi, disebutkan nilai utang tersebut sekitar 11% dari total aset perusahaan per September 2021 sebesar Rp 8 trilliun. 

Perusahaan mempunyai ekuitas negatif. Oleh karena itu, transaksi tersebut merupakan transaksi material sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.17/2020.

Lebih lanjut, restrukturisasi tersebut bagian dari rencana perusahaan memperbaiki kinerja guna meningkatkan kinerja kelompok usaha dan memperoleh kemudahan pembiayaan dari pihak ke tiga untuk tunjuan investasi.

Andi melanjutkan pihaknya belum bisa membeberkan lebih jauh mengenai target bisnis tahun ini sebab masih menunggu laporan tahunan 2021.

Namun demikian, pada kuartal III 2021 UNSP berhasil membukukan peningkatan penjualan sebesar 66% ke Rp 2,88 triliun, peningkatan laba kotor 171% ke Rp 654 miliar, peningkatan laba operasi sebesar 543% ke Rp 310 miliar, dan peningkatan EBITDA menjadi 443% ke Rp 475 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Menurut Andi, UNSP terus bekerja keras meningkatkan produktivitas aset kebun, di antaranya dengan peremajaan menggunakan bibit unggul, di tengah peningkatan harga komoditas sawit CPO (Crude Palm Oil) dunia dari level rata-rata bulanan US$ 660 per ton CIF Rotterdam pada sembilan bulan pertama 2020 hingga ke rata-rata bulanan US$ 1.130 di pada sembilan bulan pertama tahun 2021. 
Selain itu, "Optimalisasi produktivitas pabrik, juga dilakukan dengan pembelian buah sawit dari petani yang tidak memiliki pabrik sekaligus membantu kesejahteraan mereka,” kata Andi.

Ia melanjutkan, UNSP mengikuti protokol RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan, diantaranya kebijakan “zero-burning” (tanpa membakar) dalam melakukan kegiatan perkebunan.

"Keberlanjutan di sawit mencakup banyak aspek people & planet seperti mensejahterakan petani sesuai Sustainable Development Goals no-poverty, zero-waste sesuai Circular Economy, dan no-deforestation reduksi emisi gas rumah kaca untuk Climate Change," paparnya.

Baca Juga: Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) berencana mengurangi jumlah tanaman karet

Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.

Saat ini produktivitas sawit nasional hanya sekitar 3 ton CPO per hektar per tahun, dimana dengan bibit unggul potensi produktivitas bisa meningkat setelah program peremajaan (replanting).

Produktivitas bibit unggul Perseroan bisa menghasilkan 10 ton CPO per hektar per tahun, dengan produksi 40 ton buah sawit per hektar per tahun dan ekstraksi CPO nya 25%, sesuai hasil lapangan bibit unggul Perseroan yang sudah disertifikasi.

Dengan bibit unggul, luas lahan kebun tidak perlu bertambah, menghasilkan produksi CPO berlipat ganda yang meningkatkan lagi produksi biodiesel untuk ketahanan energi nasional.

Perseroan melihat bibit unggul dan program peremajaan sawit rakyat sebagai kunci kesejahteraan petani dan produktivitas sawit yang berkelanjutan.

“Melanjuti fokus peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami akan lanjutkan dengan langkah konkrit peningkatan produktivitas aset lainnya dan perbaikan struktur permodalan. Kami optimis, dalam jangka menengah dan panjang Perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×