kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

P3GI siapkan 150 juta mata bibit tebu


Kamis, 18 April 2013 / 17:31 WIB
P3GI siapkan 150 juta mata bibit tebu
ILUSTRASI. Cara mengatasi perut kembung bisa Anda lakukan dengan mengonsumsi beberapa jenis makanan dan minuman. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)


Reporter: Uji Agung Santosa, Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) menyediakan 150 juta mata bibit tebu hasil kultur jaringan untuk program bongkar ratoon tebu tahun ini. Jumlah itu cukup untuk kebutuhan bongkar ratoon seluas 50.000 hektare (ha).


Aris Toharisman, Direktur P3GI mengatakan, dari jumlah bibit tebu yang disediakan tersebut, yang terbeli untuk program bongkar ratoon pemerintah kemungkinan hanya 40% saja. "Itu karena adanya peluang penggunaan bibit konvensional," katanya kepada KONTAN, Rabu (17/4).


Bongkar ratoon adalah program pemerintah untuk mengganti tanaman tebu yang sudah tidak produktif dengan bibit baru. Program ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu.


Kementerian Pertanian (Kemtan) pada tahun ini menargetkan pelaksanaan bongkar ratoon  seluas 50.000 ha mulai Mei mendatang. "Saat ini masih proses tender di daerah. Mei baru mulai," kata Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kemtan.


Gamal bilang bongkar ratoon dilaksanakan dengan dua pola, pertama saat musim tanam Mei -- Agustus dan kedua pada September -- November. Diharapkan program dengan anggaran Rp 741,6 miliar ini dapat meningkatkan produksi gula 20% tahun ini.


Namun target peningkatan produksi gula 20% susah dicapai bila bibit tebu yang digunakan adalah bibit konvensional. Menurut Aris, bibit hasil kultur jaringan dikembangkan dari sel higienis sehingga lebih sehat dan produktif. Sedangkan bibit konvensional dihasilkan dari bangal tebu biasa.


Bibit hasil kultur jaringan, menurut Aris memiliki produktivitas 15% lebih tinggi dibanding bibit konvensional. Hanya saja harganya lebih mahal sekitar Rp 450 per mata bibit di kebun P3GI. "Dengan bibit konvensional maka produktivitas tanaman bongkar ratoon menjadi lebih rendah dari potensinya," katanya.


Gamal bilang, jika saat ini rendemen tanaman tebu berkisar antara 6%-7%, maka dengan  bongkar ratoon rendemen diharapkan meningkat menjadi 7,5%-8%.


Untuk mencapai target produksi gula kristal putih (GKP) tahun ini sebesar 2,752 juta ton, Kemtan juga menargetkan perluasan areal tanaman tebu rakyat 18.731 ha. Lahan itu dapat menghasilkan GKP sekitar 140.000 ton sehingga produksi tebu rakyat ditargetkan mencapai 36 juta ton tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×