kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,34   9,03   0.99%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik baru SRIL ditarget beroperasi 2017


Jumat, 23 September 2016 / 20:44 WIB
Pabrik baru SRIL ditarget beroperasi 2017


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pabrik finishing anyar milik PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) ditargetkan beroperasi mulai tahun depan. Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, saat ini pabrik dalam proses penyelesaian pemasangan mesin.

"Mesin sudah dibeli semua," kata Iwan saat dihubungi KONTAN, Jumat (23/9)

Corporate Secretary PT Sri Rejeki Isman Tbk Welly Salam menambahkan, awal tahun depan, pabrik tekstil ini akan uji coba produksi (trial production). Maka ditargetkan dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2017.

Mesin dibeli dari Eropa dan Cina yang dipadukan di pabrik yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah itu. Menurut Welly, dengan adanya pabrik tersebut akan menyerap tenaga kerja baru. Namun, demi efisiensi, akan ada beberapa karyawan lama yang bekerja di pabrik anyar itu. Perpaduan tersebut masih digodok oleh manajemen. "Namun akan menyerap 5.000-8.000 karyawan," kata Welly, Jumat (23/9).

Di sisa tahun ini, Iwan menargetkan kenaikan penjualan Sritex berkisar 5% sampai 8% dibandingkan tahun 2015. Untuk laba bersih ditargetkan tumbuh sebesar 7%-14%. Adapun, tahun depan, jika pabrik sudah beroperasi, perusahaan menargetkan bisa meraih kenaikan pendapatan 8%-12%.

Pada akhir tahun 2017, diharapkan kapasitas produksi untuk spinning meningkat 16% menjadi 654.000 bales per tahun, lalu weaving meningkat 50% menjadi 120 juta meter per tahun, dyeing/finishing meningkat 100% menjadi 240 juta yard per tahun, dan gamen naik 67% menjadi 30 juta potong per tahun.

Tahun ini, SRIL menganggarkan belanja modal sekitar US$ 60 juta yang pendanaannya dari kas internal dan hasil operasional. SampaiĀ  saat ini, SRIL telah membelanjakan anggaran sebesar US$ 40 juta atau sekitar 65% dari anggaran tahun 2016. Sisanya juta akan digunakan untuk pembayaran terakhir mesin weaving dan spinning.

"Capex tahun depan, dana dari internal hanya US$ 10 juta- US$ 15 juta untuk pemeliharaan mesin saja," kata Welly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×