kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   35.000   1,84%
  • USD/IDR 16.295   40,00   0,25%
  • IDX 7.045   -20,25   -0,29%
  • KOMPAS100 1.022   -2,15   -0,21%
  • LQ45 795   -1,03   -0,13%
  • ISSI 224   -0,62   -0,28%
  • IDX30 416   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 491   -2,15   -0,44%
  • IDX80 115   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,37   -0,31%
  • IDXQ30 136   -0,37   -0,27%

Pasar bebek turun, Yamaha cari celah


Jumat, 13 Maret 2015 / 11:49 WIB
Pasar bebek turun, Yamaha cari celah
ILUSTRASI. 6 Penyakit Mengancam, Cek Bahaya Konsumsi Gorengan Tepung Berlebihan. dok/Savory Thoughts


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

BOGOR. Pasar sepeda motor jenis moped atau lebih dikenal dengan istilah bebek semakin turun dari tahun ke tahun. Namun Yamaha Indonesia memandangnya berbeda. Masih ada harapan dan peluang yang tak boleh disia-siakan. Buktinya, penguatan dilakukan dengan munculnya MX King dan Jupiter MX 150 di segmen bebek sport.

Menurut Executive Vice President PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti, menyatakan bahwa ada faktor lain yang membuat model bebek tetap diincar, yakni kepraktisan dan kelincahan dipakai saat berada di jalan kondisi khusus.

”Pasar (bebek) memang mengecil, lalu matik dan sport membesar. Ini yang membuat moped sedikit dianaktirikan. Yamaha beda, kami punya banyak loyal costumer khususnya di model Jupiter MX. Sehingga inilah yang membuat kami memelihara kelas bebek,” tegas Dyon, (12/3).

Yamaha Indonesia membidik 2.550.000 unit sepeda motor terjual sepanjang 2015. Dari jumlah itu, diharapkan 20 persennya atau sekitar 510.000 unit disumbang bebek. Skutik diharapkan berkontribusi sebesar 50%, diikuti sport 30%.

Strategi

Tak banyak strategi khusus, namun Dyon mengisyaratkan bahwa fokus pasarnya di luar Jawa. Bebek Yamaha dikatakan kuat di daerah, khususnya Sumatera (Utara), Kalimantan, dan Sulawesi. Porsinya bisa mencapai 60%, sisanya Jawa.

”Nggak semua orang mau kencang atau cepat, misalnya pakai sport. Alasannya karena postur tubuh. Misalnya, naik R25 kegedean. Bebek sepertinya pas untuk orang Indonesia,” ujar Dyon.

Dirinya juga menjelaskan bahwa faktor infrastruktur yang membuat pasar bebek di luar Jawa stabil. ”Di Jawa, jalanan lebih mulus. Masuk Kalimantan atau di Luar Jawa jalanan tidak begitu baik. Bebek masih dicari. Di Jawa spoke wheel (pelek jari-jari) tak laku. Di luar Jawa laku, karena bisa disetel kembali kalau kena lubang,” imbuh Dyon. (Donny Apriliananda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×