Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Ekspor kabel PT Jembo Cable Company Tbk tak sekinclong tahun lalu. Bahkan, menurut perkiraan manajemen perusahaan itu, tahun ini, pendapatan ekspor emiten yang melantai di bursa dengan kode saham JECC bakal turun 14,06%.
Awal tahun lalu, JECC membidik target pendapatan sebesar Rp 1,61 triliun. Namun, pada November 2013, JECC menurunkan targetnya menjadi Rp 1,37 triliun. Dari revisi target tersebut, JECC mengharapkan pendapatan ekspor sebesar 8% atau sekitar Rp 109,6 miliar.
Realisasinya, sampai tutup tahun 2013, JECC berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 1,449 triliun atau sekitar 90% dari target di awal tahun 2013.
Dengan asumsi pertumbuhan sebesar 30% dari tahun lalu, berarti tahun ini JECC mengincar target pendapatan sekitar Rp 1,884 triliun. Dari target tersebut, pendapatan ekspor diperkirakan paling banter hanya Rp 94,185 miliar. "Kontribusi ekspor kabel ke pendapatan kecil sekali, di bawah 5%," ujar Antonius Benady, Direktur PT Jembo Cable Company Tbk.
Penyusutan penjualan ekspor JECC terjadi lantaran persaingan global di bisnis ini cukup ketat. Selain itu, margin pendapatan industri ini di negara-negara lain juga masih rendah. Padahal, di pertengahan tahun lalu, JECC sempat berniat untuk menjajaki pasar ekspor baru di negara-negara Asia seperti Brunei Darussalam dan Vietnam.
Tapi, tahun ini, Antonius mengaku, JECC hanya akan ekspor kabel ke negara yang secara rutin memesan kabel ke perusahaan tersebut. "Kami hanya akan mengekspor ke Singapura," katanya.
Antonius menambahkan, JECC dan Singapura menjalin kerja sama untuk memasok kabel listrik menara yang ada di negara tersebut. Meski tak bilang berapa nilai pastinya, Antonius berujar, nilai kontrak dengan Singapura kecil.
Fokus pasar domestik
Untuk mengejar target pertumbuhan, JECC lebih memfokuskan penjualan kabel di dalam negeri. "Peluang pasar domestik lebih besar jika dibandingkan dengan ekspor," kata Antonius.
Salah satu perusahaan yang berkontribusi besar untuk pendapatannya adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Perusahaan kabel ini telah memenangi tender dengan Telkom untuk proyek fiber to the home (FTTH) senilai Rp 1,9 triliun. Proyek ini berjalan sejak tahun lalu hingga tahun ini.
Untuk proyek Telkom itu, Antonius menyampaikan bahwa perusahaannya sudah menerima enam surat pemesanan (SP) kabel. "Pemesanan sudah sampai ke SP 6. Sedang berjalan dan saat ini SP 1 sudah selesai, " katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News