Reporter: Umbara Purwacaraka | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasar semen di Indonesia bagian Timur diprediksi bisa menjadi peluang bagus untuk dikembangkan oleh para pelaku industri semen tanah air.
Berdasarkan data Asosiasi Semen Nasional (ASI), saat ini, kapasitas produksi semen di Indonesia bagian Timur yang mencakup wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Papua baru sebesar 6 juta ton. Sedangkan kapasitas terpasangnya baru sekitar 5 juta ton.
Urip Trimuryono, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia memaparkan, saat ini Indonesia bagian timur baru dipasok oleh dua perusahaan yaitu PT Semen Tonasa dan PT Semen Bosowa Maros. Masing-masing memasok 3,5 juta ton dan 1,5 juta Ton.
Menurut Urip, produksi semen di Indonesia bagian timur baru berkontribusi sebesar 12,5 % dari seluruh produksi semen nasional yang diprediksi mencapai 40 juta ton hingga akhir tahun. “Ini berarti peluang untuk ekspansi ke daerah Indonesia Timur masih terbuka lebar buat para produsen,” jelasnya.
Untuk penjualan semen, Urip menilai sejauh ini proyek properti masih menjadi motor penggerak sepanjang tahun ini. Sebab, kata dia, proyek infrastruktur yang digalang pemerintah hingga kini belum terlihat realisasinya. "Secara tren, pasar semen nasional naik 6% per tahun dan sedikit di atas pertumbuhan ekonomi,” kata Urip.
Sekedar informasi untuk 2011 ASI memprediksi, kenaikan utilisasi semen nasional mencapai 43 juta ton dari kapasitas produksi semen nasional yang saat ini sebesar 47 juta ton. Sedangkan utililasi tahun ini sekitar 85% atau setara dengan 40 juta ton. Sedangkan konsumsi semen nasional periode Januari-November 2010 mencapai 36,8 juta ton.
Sementara, untuk pasar ekspor tahun 2010 diprediksi bakal menurun 30% atau sekitar 2,8 juta ton dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 4 juta ton. “Menurunnya ekspor karena tren saat ini produsen lebih tertarik menggarap pasar dalam negeri,” ucap Urip kepada KONTAN.
Ekspansi para produsen
Melihat peluang yang masih terbuka lebar para produsen semen berlomba-lomba melakukan manuver. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) mengebut pembangunan pembangkit listrik dan pabrik baru. Percepatan itu dalam rangka menambah kapasitas produksi.
Menurut Dwi Soetjipto Direktur Utama Semen Gresik, pihaknya saat ini masih terus melakukan pembangunan pabrik baru di Tuban dan Pangkep, Sulawesi Selatan serta pembangkit listrik juga di Pangkep.
Untuk pabrik Semen Tonasa di Pangkep yang juga merupakan bagian dari perusahaan Semen Gresik, pembangunannya sudah mencapai 66,2% hingga akhir November tahun ini. Pada akhir tahun 2010, penyelesaian proses pembangunan senilai US$ 315 juta itu diharapkan bisa mencapai 72,9% dan diharapkan bisa selesai pada akhir tahun 2011. Menurut Dwi, kapasitas produksi pabriknya itu bisa mencapai 2,5 juta ton.
Kapasitas produksi keseluruhan Semen Gresik secara nasional mencapai 19 ton untuk 2010. "Sementara di 2011, kami memperkirakan kapasitas produksi bisa mencapai 20 juta ton,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan siaran pers pada website PT Semen Bosowa Maros, perusahaan ini akan ekspansi lini produksi kedua pabrik semennya yang terletak di Maros, Sulawesi Selatan, senilai Rp 300 miliar. Ekspansi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 1,8 juta ton menjadi 3,8 juta ton per tahun.
Presiden Direktur Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan, ekspansi tersebut ditujukan untuk pabrik penggilingan semen. Karena itu lanjutnya ekspansi tersebut hanya menghabiskan lahan kurang lebih dua hektare. “Ekspansi itu tengah berjalan diharapkan tahun depan akan selesai. Fokus kami adalah di wilayah Indonesia bagian timur,” ungkapnya.
Erwin menjelaskan Bosowa mampu menguasai 30 pangsa pasar di Indonesia bagian timur. Sebab persaingan industri semen di wilayah tersebut masih terbilang rendah. “Di wilayah tersebut hanya ada tiga pabrik yang memasok kebutuhan semen, yaitu Indocement, Tonasa, dan Bosowa. Sedangkan secara nasional, kami hanya mampu menguasai 5%", tuturnya.
Sekedar tambahan Pada tahun 2011 nanti rencananya sebuah pengembang PT Hutama Karya akan membangun pabrik semen di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang didanai investor luar negeri. Total investasi untuk poyek tersebut mencapai Rp. 4 triliun. Sayangnya PT. Hutama Karya belum bisa menjelaskan nama investornya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News