kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar Susu Makin Menganga


Kamis, 04 Maret 2010 / 09:59 WIB
Pasar Susu Makin Menganga


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Ewo Raswa | Editor: Test Test

JAKARTA. Ada kabar menggembirakan bagi para peternak sapi perah. Tahun ini, permintaan susu segar diperkirakan bakal meningkat. Setidaknya, ada dua penyebab yang membuat permintaan susu segar akan melonjak. Pertama, permintaan pemerintah Malaysia agar Indonesia mengekspor susu segar ke negara itu. Kedua, beroperasinya pabrik susu milik PT Nestle Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur mulai kemarin.

Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian Tjeppy Sudjana menjelaskan, dua pekan lalu, pemerintah Negeri Jiran telah melayangkan surat resmi kepada pemerintah Indonesia. Isinya, mereka berencana mengirimkan pengawas untuk mengaudit kondisi produksi dan kualitas susu segar Indonesia.

Namun, Tjeppy mengaku belum mengetahui jumlah susu segar yang dibutuhkan negara tetangga itu. Yang jelas, kebutuhan susu segar Malaysia lumayan tinggi. Lihat saja, tingkat konsumsi susu oleh masyarakat Malaysia telah mencapai 35 kilogram (kg) per kapita per tahun. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi susu masyarakat Indonesia yang cuma 10,5 kg/kapita/tahun.

Ketertarikan Malaysia akan susu segar Indonesia memang tidak lepas dari murahnya harga. "Menurut Malaysia harga susu Indonesia lebih aktraktif dibandingkan susu dunia yakni Rp 2.800-Rp 3.000 per liter pada tingkat koperasi," kata Tjeppy, Rabu (3/3).

Selain itu, produksi susu segar Indonesia kerap tidak terserap. Pasalnya, masyarakat Indonesia banyak yang belum mengkonsumsi susu segar. Sebab, dari kebutuhan susu sebanyak 10,5 kg/kapita itu hanya sekitar 0,1 kg/kapita saja yang dikonsumsi dalam bentuk susu segar.

Tak hanya permintaan susu segar untuk ekspor ke Malaysia, peternak sapi perah juga bakal ketiban berkah dengan berdirinya pabrik baru Nestle. Pabrik yang dibangun dengan biaya investasi hingga Rp 900 miliar tersebut diperkirakan mampu menyerap hingga 1 juta liter susu segar per hari. Saat ini, koperasi di Jawa Timur baru bisa memasok 650.000 liter susu segar.

Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana menyatakan, permintaan Malaysia dan dibangunnya pabrik Nestle memang bisa menjadi angin segar bagi bisnis susu segar. Sayangnya, pertumbuhan produksi susu segar di Indonesia masih sangat rendah. "Bahkan cenderung stagnan," kata dia.

Akibatnya, meski selama ini masyarakat Indonesia kurang mengkonsumsi susu segar, namun pasokan susu segar tidak bisa memenuhi kenaikan permintaan akibat ekspor ke Malaysia dan berdirinya pabrik Nestle itu. Saat ini, produksi susu segar baru 1.300-1.400 ton per hari.

Selama ini, peternak memang enggan memelihara sapi perah lantaran harga susu tidak kompetitif. Makanya, Teguh mengingatkan bahwa pemerintah harus bisa melobi Malaysia agar mau membeli susu segar peternak Indonesia dengan harga minimal Rp 4.500 per liter.

Maklum, peternak dan koperasi memerlukan perlakuan khusus saat akan mengekspor susu segar. Saat ini, harga pembelian susu segar di tingkat peternak hanya Rp 3.700 - Rp 3.800 per liter. Catatan saja, sampai saat ini baru ada satu perusahaan Indonesia yang mengekspor susu segar ke Malaysia.Yakni PT Greenfield Indonesia, anak usaha PT Jafpa Comfeed Indonesia.

Melihat gelagat ini, Teguh menyarankan agar pemerintah mulai fokus mengembangkan produksi susu segar. Apalagi, pemerintah berharap produksi susu lokal bisa memenuhi 40% kebutuhan nasional pada 2014 nanti. Saat ini, produksi susu lokal hanya menutup 20%-30% kebutuhan.

Untuk menggapai target itu, pemerintah seharusnya mengizinkan impor sapi perah 10.000 ekor lagi. Dus, percepatan produksi susu segar bisa dilakukan. Selain mengizinkan impor, pemerintah juga harus menyiapkan program penyediaan pakan ternak. "Ini jadi isu krusial di masa mendatang," kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×