Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pasokan gas yang terus menyusut membuat PT Badak NGL, anak usaha PT Pertamina realistis dengan target tahun ini. Jika produksi gas alam cair terus merosot hingga 2019 nanti, dari empat train yang mereka operasi kan, kelak tinggal dua train yang beroperasi.
Salis S. Aprilian, Direktur Utama PT Badak NGL menyebut, saat ini masih mengoperasikan empat train. Tapi pada Juni-Juli 2016 akan berkurang satu train menjadi hanya mengoperasikan tiga train "Feed stock turun lagi, kami harus tutup satu train," kata Salis, Kamis (17/3).
Penyebab penutupan train ini, menurut Salis, salahsatunya akibat penurunan produksi Blok Mahakam dan Vico Indonesia. Ia menyebut produksi Vico hanya 300-350 mmscfd dan Blok East Kalimantan hanya 32 mmscfd, sehingga pasokan 2016 sekitar 1.500 mmscfd.
Pasokan gas ini sudah ditambah dengan masuknya pasokan gas dari proyek IDD Blok Bangka baru mulai masuk sekitar akhir September 2016, dengan perkiraan pasokan mencapai 100-150 mmscfd. "Prediksi kami pasokan gas yang kami dapatkan turun menurun," katanya. Salah satu penurunan terbesar dari Blok Mahakam.
Jika pasokan gas terus menurun, tahun 2019, PT Badak NGL hanya akan mengoperasikan dua train. Untuk itu, Badak NGL berharap saat Pertamina mengambil alih Blok Mahakam bisa menggenjot produksi lagi.
Dengan begitu PT Badak NGL bisa mengoperasikan kembali sebanyak tiga train bahkan, empat train. Setiap train memiliki kapasitas 400-450 mmscfd sehingga 4 train kapasitas totalnya 1.800 mmsfcd.
Dengan hanya mengandalkan operasional tiga train di pertengahan tahun nanti, target produksi LNG tahun ini hanya mencapai 152 kargo. Sebagai gambaran tahun lalu realisasi produksi Badak NGL 182 kargo. Adapun sampai maret 2016 sudah ekspor 27 kargo dan 3 kargo ke domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
