kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Pasokan karet Thailand menurun, dunia perhatikan Indonesia


Kamis, 27 Oktober 2011 / 22:43 WIB
Pasokan karet Thailand menurun, dunia perhatikan Indonesia
ILUSTRASI. Promo Transmart Carrefour 13 Desember 2020 memberikan diskon produk-produk kebutuhan harian. Gerai Transmart di Transpark Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (20/12). KONTAN/Baihaki/20/12/2019


Reporter: Harry Febrian | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pasca menurunnya pasokan karet dari Thailand karena bencana banjir, Indonesia mempunyai peluang untuk tampil menjadi pemasok karet utama dunia. Malah, dunia internasional mulai mengincar karet asal Sumatera dan Kalimantan. Hanya saja, untuk bisa melicinkan jalan bagi industri karet Indonesia mengisi kekosongan pasokan Thailand, pembangunan infrastruktur adalah syarat utama.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Asril Sutan Amir kepada Kontan di Jakarta, Kamis (27/10) menanggapi berkurangnya pasokan karet Thailand pasca bencana banjir.

"Ini peluang bagus bagi kita untuk bisa mengisi celah ini. Malah, dunia internasional mulai melirik beberapa daerah penghasil karet kita di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan," ujar Asril.

Untuk itu, Asril meminta agar pemerintah terus mendukung industri karet, terutama masalah infrastruktur. Hal ini adalah syarat mutlak jika Indonesia ingin lebih agresif mengembangkan pasar karetnya di dunia.

"Yang paling penting adalah pelabuhan dan jalan raya. Kami harapkan pemerintah bisa membangun sebanyak mungkin agar akses mudah," kata Asril. Secara umum, Asri menilai bencana banjir di Thailand tidak akan terlalu berpengaruh untuk dalam negeri. Termasuk bagi sektor ban yang menjadi salah satu pengguna utama bahan baku karet.

"Tapi ada satu pelajaran penting yang bisa kita petik dari banjir Thailand. Kita harus perhatikan kondisi hutan kita. Kita harus bisa menjaga hutan kita," tukas Asril.

Sekadar catatan, produksi karet Indonesia tahun ini mencapai 3 juta ton atau naik sekitar 3,5% dibanding tahun lalu dengan total produksi 2,9 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×