Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peraturan ganjil-genap yang mulai diberlakukan di gerbang tol Bekasi Barat dan Timur sudah berjalan sejak Senin (12/3). Setelah seminggu berjalan, beberapa pelaku usaha yang bisnisnya bersinggungan dengan ruas tol tersebut mengaku sedikit terganggu dan berharap adanya stimulus agar bisnis mereka tetap berjalan stabil.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman. Dia menyebutkan, pembatasan waktu yang ditetapkan di satu sisi memang membuat arus lalu lintas lebih lancar. Namun di sisi lain, jam operasional menjadi berkurang. Menurutnya, aturan ini sudah cukup bagus, namun perlu dilengkapi dengan kebijakan lain yang bisa menjadi stimulus. "Misal percepatan Tol Cilincing - Cibitung dan percepatan perbaikan Kalimalang. Jika tidak ada stimulus, dampaknya bisa negatif," ungkap Kyatmaja saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (21/3).
Lebih lanjut dia bilang, aturan tersebut juga membuat jam operasional truk menjadi berkurang. Pasalnya, regulasi tersebut mengatur pengoperasian kendaraan besar golongan III, IV, dan V tidak boleh beroperasi selama jam sibuk, yakni pada pukul 06.00 - 09.00 WIB. Oleh karena itu, Aptrindo berharap ada stimulus seperti dipercepatnya proyek-proyek jalan tol dan pertemuan dengan para stakeholder untuk mensikronisasikan kepentingan bersama. Pasalnya, ketika regulasi tersebut diterapkan, truk-truk tersebut harus berangkat lebih pagi atau berakhir lebih malam, tetapi belum tentu bisa diikuti oleh pabrik-pabrik, sehingga membutuhkan biaya supir lebih mahal.
Kendati begitu, Kyatmaja belum bisa mendeskripsikan lebih detil berapa persen penurunan yang terjadi akibat berkurangnya jam operasional tersebut. "Kita enggak ada hitungannya," kata dia.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Logistik, Zaldi Iham Masita menyebutkan, sistem ganjil genap tidak memberikan dampak yang positif pada bisnis logistik. "Karena untuk truk kecil tidak bisa masuk ke tol dalam kota, walaupun boleh lewat tol Cikampek. Sedangkan truk besar tidak bisa masuk tol Cikampek mulai pukul 06.00-09.00 WIB," ungkap Zaldi saat dihubungi Kontan.co.id di waktu yang sama. Lebih lanjut kata dia, produktivitas truk besar malah berkurang karena harus menunggu sekitar tiga sampai empat jam sebelum masuk ke jalan Tol Cikampek.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan justru mengusulkan strategi dengan melakukan pengaturan barang menuju dan ke luar pelabuhan dengan menggunakan sistem IT atau disebut smart port. "Permenhubnya (Peratuan Menteri Perhubungan) juga sudah ada, hanya saja belum berjalan karena terminal masih ingin menjalankan sendiri, padahal ini membutuhkan kerja sama dengan semua pihak," kata Yukki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News