kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pedagang daging sapi di Lampung mogok jualan


Selasa, 19 Januari 2016 / 16:54 WIB
Pedagang daging sapi di Lampung mogok jualan


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

LAMPUNG.Pedagang daging sapi di Kota Bandarlampung Provinsi Lampung melakukan aksi mogok berdagang, karena harga daging ini yang melambung tinggi sehingga dikhawatirkan konsumen enggan membeli.

"Kami pedagang daging sapi di Kota Bandarlampung semalam sepakat untuk sementara tidak berdagang karena harganya yang semakin tinggi," kata Ketua Persatuan Pedagang Daging Kota Bandarlampung, Tampan Sujarwadi, di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan, harga daging sapi itu semakin tinggi karena pengaruh adanya pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen yang dibebankan ke pedagang, sehingga dikhawatirkan jika memaksa berdagang dengan harga tinggi terancam akan gulung tikar.

Para pedagang, ujar dia lagi, jika memotong sapi sendiri, harga daging hidup per kilogram sebelum dikenai PPN yakni Rp43.000/kg, dan jika sudah dikenakan PPN menjadi Rp47.000/kg. Setelah dipotong-potong menjadi daging harganya mencapai Rp110.000/kg.

"Ini tidak masuk akal, harapan kami pemerintah pusat bisa kembali mengkaji ulang kebijakan tersebut," kata dia.

Saat ini, harga daging sapi Rp110.000/kg, dan saat masuk ke pengecer menjadi Rp125.000/kg hingga Rp130.000/kg. Mereka menyatakan, jika dipaksakan berdagang dengan harga tersebut, para pedagang takut merugi karena tidak ada warga yang membeli mengingat harganya mahal.

"Stok daging sapi masih ada karena persediaan sapinya belum kami potong, jika pemerintah ingin pedagang membeli sapi lokal yang memang harganya tidak jauh berbeda harus diimbangi dengan stoknya yang mencukupi," ujar dia lagi.

Daging sapi lokal, menurut dia, memang kualitasnya tidak kalah dan harganya pun tidak jauh berbeda. Tapi dikhawatirkan jika pedagang beralih ke sapi lokal, apakah stok di tingkat peternak memadai untuk memasok ke pasar.

Suhendra, pedagang lainnya mengatakan harga daging sapi yang terus melambung membuat daging sulit laku di pasaran.

"Kondisi ini sangat memberatkan kami dalam menjajakan dagangan, bayangkan saja harga distributor per kilogram daging sapi Rp120.000, jadi berapa kami harus menjualnya kepada konsumen," katanya pula.

Ia menyatakan, aksi mogok kali ini akan dilakukan sampai pemerintah bisa melakukan normalisasi harga yang dinilai tinggi melebihi kewajarannya.

Dadang, pedagang daging sapi di Pasar SMEP Bandarlampung mengeluhkan pendapatannya mulai berkurang sejak harga daging sapi naik dari distributor.

"Pelanggan kami pasti akan keberatan dengan harga selangit ini. Daripada terjadi kondisi yang tidak kondusif, sementara ini kami tidak akan berjualan," katanya pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×