CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.317   -5,08   -0,07%
  • KOMPAS100 1.119   -1,02   -0,09%
  • LQ45 888   3,38   0,38%
  • ISSI 221   -0,82   -0,37%
  • IDX30 455   2,11   0,47%
  • IDXHIDIV20 547   1,39   0,26%
  • IDX80 128   -0,04   -0,03%
  • IDXV30 137   0,00   0,00%
  • IDXQ30 151   0,24   0,16%

Pedagang menolak percepatan impor daging sapi


Kamis, 02 Mei 2013 / 17:53 WIB
Pedagang menolak percepatan impor daging sapi
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers usai Sidang Kabinet Paripurna yang membahas mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2022, Rabu (17/11/2021) sore, di Kantor Presiden, Jakarta.


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Rencana pemerintah mempercepat impor daging sapi beku dan sapi bakalan dari semester II ke semester satu dikhawatirkan akan menjadi bumerang di akhir tahun. Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) memperkirakan, kuartal IV-2013, akan terjadi kekosongan pasokan sehingga harga daging sapi bakal naik.  


Asnawi, Ketua APDI mengatakan, jika di semester II pemerintah tidak menambah pasokan daging sapi, maka kekhawatiran itu akan terjadi. Apalagi selama ini daya tawar pemerintah dalam tata niaga impor sapi bakalan dan daging beku sangat rendah. "Pelaku importasi adalah swasta, sehingga pemerintah tetap tidak bisa mengendalikan," katanya belum lama ini.


Dengan daya tawar dan pengawasan minim, kebijakan instan pemerintah itu sangat mungkin terjadi permainan harga. Dengan begitu tujuan percepatan impor untuk menekan harga di bulan Ramadhan tidak akan tercapai dan bahkan harga akan lebih tinggi di akhir tahun.


Asnawi meminta pemerintah tetap menerapkan alokasi pemasukan sesuai kuota dan mendorong suplai dalam negeri. Untuk mendorong suplai dalam negeri, pemerintah harus bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan badan usaha milik daerah (BUMD).


Teguh Boediyana, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) bilang, pemerintah akan sulit menurunkan harga daging sapi dengan cepat. "Penambahan pasokan tidak serta merta menurunkan harga, harga sapi lokal sudah terbentuk," katanya.


Menurut Teguh, langkah pemerintah memajukan alokasi impor daging sapi juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan wasembada daging sapi 2014.


Kementerian Perdagangan (Kemdag) memang berencana mempercepat pelaksanaan impor daging sapi untuk mencukupi kebutuhan Ramadhan. Selain daging sapi beku, percepatan impor juga akan dilakukan untuk sapi bakalan.


Rencananya realisasi impor daging sapi beku semester II akan dipercepat ke semester ini, sedangkan impor sapi bakalan dimajukan satu kuartal. "Begitu kita tingkatkan jumlahnya, harga diharapkan turun," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemdag Bachrul Chairi.


Dengan rencana itu maka kuota impor sapi bakalan kuartal II menjadi 163.000 ekor karena kuota impor  46.000 ekor di kuartal III dimajukan dan impor daging sapi beku di semester I menjadi 32.000 ton dari 20.400 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×