kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan rupiah berdampak langsung pada bisnis Inter Delta


Rabu, 27 Juni 2018 / 13:03 WIB
Pelemahan rupiah berdampak langsung pada bisnis Inter Delta
ILUSTRASI. Rupiah versus US Dollar


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Distributor kertas foto, PT Inter Delta Tbk (INTD) cukup berhati-hati dalam mematok target bisnis di tahun ini. Pasalnya menguatnya dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhir-akhir ini mempengaruhi perolehan keuntungan Inter Delta.

Hasan Efendi Liem, Presiden Direktur PT INTD mengatakan, nilai tukar rupiah yang jatuh berdampak pada margin penjualan yang didapat perusahaan. "Karena produk yang kami pasarkan sebagian besar adalah impor dan dibayar dengan mata uang dollar AS," kata Hasan pada paparan publik, Rabu (27/6).

INTD diketahui memegang lisensi perdagangan kertas foto merek Kodak. Sampai kuartal I 2018, penjualan kertas foto mendominasi bisnis INTD yakni 52% dari total pendapatan bersih, atau Rp 8,2 miliar. Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 4 miliar.

Alhasil, pendapatan bersih INTD melesat dua kali lipat di kuartal I 2018 year on year (yoy) menjadi Rp 15,5 miliar, dari Rp 7,6 miliar di kuartal I 2017. "Penjualan memang didukung oleh usaha kertas foto," ungkap Hasan.

Bicara target tahun ini, INTD tak muluk-muluk selain tetap memaksimalkan lini pemasaran yang telah ada sebelumnya. Hasan mengatakan, pihaknya terus mencermati setiap perkembangan terutama perkara teknologi dan perubahan harga.

Berbekal efisiensi yang baik, meski beban pokok penjualan INTD juga naik dua kali lipat year on year (yoy) menjadi Rp 11,5 miliar, laba kotor Inter Delta naik 42% menjadi Rp 4 miliar. Alhasil perolehan laba bersih INTD melonjak puluhan kali lipat, dari Rp 10 juta di triwulan pertama 2017 menjadi Rp 440 juta di triwulan pertama 2018 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×