Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turut memberikan tekanan bagi industri makanan. Namun PT Mayora Indah Tbk mampu meminimalkan dampak negatif dari pelemahan rupiah agar tak menggerus perolehan laba mereka.
Sribugo Suratmo, Direktur Komunikasi PT Mayora Indah Tbk bilang, perseroan saat ini sudah memiliki persediaan bahan baku impor yang memadai sampai akhir tahun. Walaupun realisasi impor akan banyak dilakukan di semester II, namun deal transaksi impor sudah dilakukan sejak Kuartal I 2015. “Waktu itu nilai tukar rupiah terhadap dollar AS walaupun sudah melemah tetapi belum sebesar saat ini,” kata Sribugo pada KONTAN, Selasa (21/7).
Oleh sebab itu, Sribugo optimis tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS tahun ini tidak akan terlalu menekan perolehan laba perseroan. Selain itu, penggunaan bahan baku impor tahun ini juga mulai dikurangi dibanding tahun lalu. Sayangnya, ia tak hapal jumlah impor bahan baku tahun lalu maupun target tahun ini. “Yang jelas kami lebih mengutamakan pemasaran produk yang banyak menggunakan bahan baku lokal seperti Kopiko Brown Cofe yang menggunakan gula pasir lokal,” pungkas Sribugo.
Berdasarkan laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk Kuartal I 2015 pada Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mengalami penurunan penjualan bersih dari Rp 3,49 miliar di kuartal I 2014 menjadi Rp 3,25 miliar di Kuartal I 2015 atau turun 1,14% secara year on year (yoy). Untungnya penurunan ini tetap diikuti kenaikan laba komprehensif perseroan yang meningkat dari Rp 123,07 miliar di kuartal I 2014 menjadi Rp 281,93 miliar di kuartal I 2015 atau tumbuh 129,08% secara yoy.
Peningkatan laba komprehensif ini tak lepas dari peningkatan laba selisih kurs mata uang asing. Laba selisih kurs mata uang asing perseroan meningkat jauh dari semula minus Rp 111,86 miliar di Kuartal I 2014 menjadi Rp 78,02 miliar di Kuartal I 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News