Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pelindo Energi Logistik, anak usaha PT Pelindo III telah mengembangkan mini LNG terminal Pelabuhan Benoa, Bali dengan investasi sebesar Rp 1,2 triliun. Ini merupakan terminal mini LNG pertama di kawasan Asia Tenggara.
Terminal penerimaan LNG ini berada pada lahan dan dermaga milik PT Pelindo III. Investasi tersebut digunkan untuk membangun terminal mulai dari peralatan, termasuk alat angkut dan storage.
"Sebenarnya bisnis yang kami jalankan adalah bongkar muat dan storage LNG. Kami mendapatkan kontrak dari PLN untuk angkutan LNG dari Bontang ke Benoa untuk disalurkan ke PLTDG (Pembangkit listrik tenaga diesel dan gas)Â Pesanggaran," ungkap Dirut Pelindo Energi Listrik, Gembong Primadjaja dalam keterangan resminya, Kamis (3/11).
Sejak dioperasikan April 2016 lalu, terminal yang berkapasitas 50 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) ini mampu mendukung kebutuhan pembangkit listrik hingga 250 megawatt (MW).
Keberadaannya saat ini menjadi salah satu solusi untuk percepatan pemenuhan pasokan energi primer bagi pembangkit listrik tenaga gas.
Terminal tersebut mampu memasok gas untuk PLTDG Pesanggaran Bali 200 MW. Dengan adanya pasokan gas ini, maka pemerintah dapat menghemat subsidi BBM hingga Rp 1,2 triliun dalam 1 tahun.
Terminal penerimaan LNG seperti itu dinilai sangat sesuai untuk kebutuhan Indonesia sebegai negara kepualaan karena terminal tersebut bisa secara cepat dengan tingkat keekonomian dan teknologi yang sebanding.
LAlu, teknologi dan pengoperasiannya telah dapat dikuasai anak bangsa. Mini LNG terminal ini juga dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi negara melalui dampak efisiensi yg ditimbulkan sehingga dapat mendorong program pengentasan kemiskinan dan peningkatan fasilitas di daerah pesisir yang belum teraliri listrik, terutama daerah timur Indonesia termasuk pulau-pulau terdepan NKRI.
Proses penyimpanan LNG pada terminal dapat dimanfaatkan pula sebagai cold storage bagi nelayan, ataupun penyimpanan vaksin utk keperluan layanan medis di pelosok kepulauan Indonesia. Kemudian keberadaan terminal seperti itu, dapat mengurangi ketergantungan industri dan transportasi laut dari konsumsi BBM yg semakin hari semakin langka dan mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News