Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
BOGOR. Department Head of Marketing and Business Development PT Suryamas Duta Makmur Tbk., pengembang Rancamaya Golf and Country Estate, Eftianto, mengatakan pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi yang baru saja dimulai konstruksinya, dipastikan mendongkrak harga lahan dan properti.
"Selain mempersingkat waktu tempuh, Jalan Tol Ciawi-Sukabumi juga mendongkrak nilai ekonomi kawasan. Saat pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi masih berupa wacana yakni sekitar 2002, harga lahan di Rancamaya masih berkisar Rp 150.000 hingga Rp 400.000 per meter persegi," tutur Eftianto kepada Kompas.com, Senin (9/2).
Kemudian, lanjut dia, harga terus merangkak naik dan pada tahun 2013-2014 menjadi Rp 4 juta sampai Rp 5 juta per meter persegi. Lonjakan pertumbuhan itu terjadi ketika rencana pembangunan jalan tol ini sudah pasti. Banyak investor atau pembeli terutama dari Kota Bogor dan Jakarta yang berburu kavling dan hunian di Rancamaya.
Merespon tingginya permintaan tersebut, kata Eftianto, Suryamas Duta Makmur akan segera melansir Rancamaya Golf and Country Estate Tahap II seluas 300 hektar. Ada pun Rancamaya Golf and Country Estate Tahap I seluas 400 hektar telah terbangun seluas 80%.
"Peluncuran tahap kedua kami lakukan pada tahun 2016 mendatang. Selain hunian, terdapat kawasan komersial dan fasilitas penunjang lainnya. Sementara 20% sisa lahan di pengembangan tahap pertama akan digenjot sebagai kavling eksklusif," beber Eftianto.
Kavling eksklusif tersebut, kata Eftianto, akan dibanderol Rp 5 juta per meter persegi untuk hunian, dan Rp 10 juta per meter persegi untuk kavling komersial.
Dalam rancangan induk Rancamaya Golf and Country Estate, lahan yang berada di kanan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi diperuntukan bagi kalangan kelas menengah. Sementara lahan sebelah kiri jalan tol diperuntukan bagi kalangan atas dan premium.
"Klasifikasi ini kami lakukan untuk memaksimalkan peruntukan kawasan dan juga sebagai strategi menciptakan pertumbuhan harga lahan dan properti," ujar Eftianto. (Hilda B. Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News