Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana peraturan pembatasan lintas pada gerbang tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat untuk ruas tol Jakarta-Cikampek bakal mempengaruhi pebisnis. Pasalnya, lintasan truk akan dilarang pada waktu rush hour sehingga memberatkan efisiensi para angkutan berat yang menuju area kawasan industri di sana.
Peraturan yang bakal efektif per 12 Maret 2018 ini mengatur cara baru kendaraan melintas pada dua gerbang tol tersebut. Diantaranya melarang lintasan truk untuk masuk jalan Tol Jakarta - Cikampek pada pukul 06.00 sampai 09.00 WIB pada hari Senin sampai Jumat.
Padahal, operasional truk umumnya memakan waktu 24 jam, artinya kehilangan waktu sepanjang tiga jam setiap harinya bisa berdampak pada efisiensi pengiriman kargo logistik mereka. Pasalnya, area Cikampek memiliki banyak kawasan industri.
"Tol Cikampek ini vital, karena terhampar puluhan ribu pusat industri di kiri kanannnya, artinya itu sudah merupakan urat nadi pengubung antara lintasan Pantura dan Jawa," jelas Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang kepada KONTAN, Senin (26/2).
Pada area Cikampek dan Kabupaten Karawang terdapat Kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC) milik PT Pupuk Kujang, Kawasan Industri Indotaisesi, Kawasan Industri Mitra Karawang, Kawasan Industri PT. Timor Putra Nasional dan Kawasan Industri Surya Cipta.
Area-area kawasan ini antara berada di Cikampek atau dapat diakses melalui jalur tol Jakarta-Cikampek. Bahkan, kebanyakan dari perusahaan yang terdaftar disana merupakan hasil Penanam Modal Asing (PMA) yang diuntungkan oleh jalur strategis yang menghubungkan sebagian sisi utara Jawa dengan tol menuju pelabuhan Tanjung Priok.
Pun menggunakan jalur alternatif tidak bakal menjadi solusi yang efisien, pasalnya jalur tersebut rawan rusak dan bakal mengalami kemacetan seiring perpindahan dari kendaraan lain yang tidak bisa melintas gerbang tol pada hari yang ditentukan.
Tak hanya soal logistik, namun efisiensi para pekerja pada kawasan industri tersebut juga bakal terganggu. Sarman menilai akses bis yang dikhususkan untuk pekerja area tersebut masih kurang, baik dari sisi jumlah halte dan kemudahan mengakses area kawasan. "Apalagi untuk para top manajemen, bisa jadi mereka malah akan beli mobil lagi untuk melengkapi ganjil-genapnya," kata Sarman.
Dus, menurut Sarman, pemerintah sebaiknya melakukan kajian ulang untuk mencari solusi yang lebih baik untuk melancarkan jalur vital logistik tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News