Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) dan Rosneft kembali melakukan pertemuan pada Rabu (27/4) untuk menindaklanjuti nota kesepahaman antara kedua perusahaan yang ditandatangani pada Juni 2015 tentang kerjasama di bidang hulu dan hilir, termasuk gas dan infrastruktur, serta pengembangan sumber daya manusia.
Rosneft dan Pertamina pun kemudian melakukan pertemuan dengan pemerintah yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menteri BUMN.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, dalam pertemuan kedua pimpinan perusahaan dengan pemerintah, Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini Soemarno mengisyaratkan mendukung rencana kerjasama kedua perusahaan, baik untuk sektor hulu maupun hilir minyak dan gas bumi.
“Pemerintah mengisyaratkan dukungannya terhadap Pertamina dan Rosneft untuk bekerjasama secara konkret dari hulu hingga hilir migas. Selain memiliki sumber pasokan minyak yang besar, Rosneft juga menguasai teknologi pengolahan minyak yang unggul dengan modul-modul yang dapat diimplementasikan untuk mempercepat proyek kilang Pertamina di Indonesia,” kata Wianda dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/4).
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno berharap, ada kesepakatan yang lebih konkret dalam waktu dekat, terutama dalam upaya untuk menjamin kepastian pasokan minyak untuk proyek kilang.
"Kami selaku pemerintah tentu saja mengharapkan semua proses menuju kerjasama konkret antara Pertamina dan Rosneft dapat berjalan dengan cepat. Kerjasama antara kedua perusahaan sangat penting, terutama untuk menjamin ketahanan energi nasional,” kata Rini.
Maklum, selain kerjasama di sektor pengolahan, Rosneft juga membuka diri untuk kerjasama di bisnis hulu. Bahkan, saat ini Pertamina dalam proses pembukaan data room aset hulu migas Rosneft di Rusia. “Semoga dalam waktu dekat ada gambaran lebih konkret untuk kerjasama Pertamina dan Rosneft di bisnis hulu,” ujar Wianda.
Seperti diketahui, Rosneft mengklaim memiliki produksi minyak sekitar 5,2 juta barel per hari. Separuh dari kapasitas produksi minyaknya diolah di infrastruktur pengolahan Rosneft sendiri. Perusahaan Rusia tersebut saat ini pun tercatat mengoperasikan beberapa kilang yang tersebar di China, Jerman, Italia, dan Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News