Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 14,61% di kuartal I tahun ini dibandingkan kinerja Januari-Maret 2013. Penyebabnya adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Sampai Maret lalu, emiten yang melantai di bursa berkode saham POLY ini hanya mampu membukukan pendapatan US$ 131,32 juta. Padahal, di Januari sampai Maret 2013, Asia Pacific Fibers berhasil meraup pendapatan US$ 152,8 juta. "Perbedaan kurs, jadi seakan-akan pendapatan menurun. Padahal kalau diekuivalenkan dengan rupiah sama saja," ujar ujar Tunaryo, Corporate Secretary PT Asia Pacific Fibers Tbk kepada KONTAN, Senin (5/5).
Tunaryo menjelaskan, penurunan pendapatan karena nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal tahun ini melemah ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Secara volume, penjualan Asia Pacific Fibers juga turun tipis. Periode Januari-Maret 2014, penjualan serat sintetis (fiber) sebesar 36.459 ton. Jumlah ini turun 6,09% ketimbang tahun lalu periode yang sama, yakni 38.827 ton.
Sedangkan penjualan benang perusahaan itu naik 1,82% menjadi 38.149 ton di kuartal pertama tahun ini. Padahal, kuartal pertama tahun lalu, penjualan benang Asia Pacific hanya 37.466 ton.
Tunaryo menampik penurunan penjualan fiber karena daya beli melemah. Menurutnya, hal itu berkaitan dengan komposisi produksi perusahaan. "Saat produksi benang bertambah, pasti produksi fiber menurun. Tapi secara keseluruhan masih terhitung stabil," terang Tunaryo.
Sekedar catatan, kapasitas produksi POLY untuk fiber adalah sebesar 198.000 ton per tahun. Adapun kapasitas produksi polyester sebesar 330.400 ton per tahun. Sementara itu, untuk purified terephthalic acid (PTA) diproduksi sebesar 340.000 ton per tahun. Selain itu, pihaknya juga memproduksi benang sebesar 144.000 ton per tahun.
Walaupun pendapatan kuartal pertama turun, perusahaan masih konsisten memasang target penjualan sampai akhir tahun 2014 sebesar US$ 600 juta. Tahun 2013, perusahaan berhasil meraup pendapatan sebesar US$ 565,14 juta atau menurun dibandingkan penjualan tahun 2012 yang sebesar US$ 599,33 juta.
Tahun ini, perusahaan ini mengalokasikan belanja modal US$ 5 juta sampai US$ 8 juta untuk upgrade proses produksi dan memodifikasi peralatan untuk memproduksi produk spesifik otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News