Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil mencetak kinerja positif sepanjang Januari-September 2017. Perusahaan properti membukukan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 10,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2017 yang dipublikasikan Summarecon, Selasa (31/10), perusahaan tercatat mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,99 triliun, meningkat 10,5% dari Rp 3,61 triliun pada kuartal III 2016.
Pendapatan SMRA masih didominasi dari pengembangan properti yang menyumbang sebesar Rp 2,53 triliun. Pencapaian ini naik dari Rp 2,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, pendapatan dari segmen properti investasi mencapai Rp 1 triliun atau naik dari Rp 957,6 miliar pada kuartal III 2016. Ini diantaranya diperoleh dari mall dan retail sebesar Rp 951,5 miliar atau naik 5% dari Rp 906,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, dari perkantoran naik menjadi Rp 19 miliat dari Rp 18,7 miliar, lalu pendapatan komersial, dan lain-lain.
Sedangkan pendapatan lain-lain naik dari Rp 351,9 miliar menjadi Rp 460,3 miliar. Ini diantaranya diperoleh dari pengelolaan properti dan estate, pendapatan hotel naik dari Rp 127,8 miliar menjadi Rp 206,9 miliar.
Namun, laba tahun berjalan SMRA masih terkoreksi karena di saat yang sama beban yang ditanggung perusahaan juga mengalami peningkatan seperti beban penjualan, administrasi dan beban keuangan. Laba tahun berjalan turun 4,5% Rp 238,7 miliar dari Rp 250 miliar.
Sedangkan laba bersih Summarecon yang diatribusikan ke entitas induk melaju lebih pesat. Kenaikannya 107,2% dari Rp 57,6 miliar menjadi Rp 119,4 miliar pada kuartal III 2017. Ini karena bagian laba yang diatribusikan ke entitas non pengendali turun dari Rp 192,5 miliar menjadi Rp 119,3 miliar.
Total aset SMRA periode akhir September 2017 tecatat sebesar Rp 20,9 triliun, naik dari Rp 20,8 triliun pada periode akhir Desember 2016. Dimana ekuitasnya naik tipis dari Rp 8,1 triliun menjadi Rp 8,2 triliun dan liabilitasnya naik dari Rp 12,6 triliun menjadi Rp 12,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News